PTK BK
Thursday, June 23, 2016
Artikel Bimbingan Konseling "Prinsip Dasar Desain Eksperimen"
Artikel Bimbingan Konseling "Prinsip Dasar Desain Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan,desain eksperimen harus diarahkan untuk meningkatkan validitas internal.Menurut Nazir (1988)ada tiga prinsip dasar yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan validitas eksperimen,yaitu:replikasi,randomisasi,dan kontrol internal.
1. Replikasi
Repliksi(replication) adalah frekuensi atau pengulangan perlakuan dalam eksperimen.Replikasi di dalam eksperimen psikologi digunakan dua pengertian .Pertama replikasi merupakan pengulangan perlakuan yang diberikan kepada unit-unit eksperimen yang berbeda dengan unit eksperimen yang dicobakan sebelumnya.
Congivite-behavior treatment merupakan metode terapi yang dikembangkan Albert Ellis (1994) yang hingga sekarang terus dilakukan replikasi.Banyak ahli terapi yang melakukan replikasi.Banyak ahli terapi banyak yang melakukan replikasi metode terapi tersebut pad subjek yang gangguan yang bermacam-macam misalnya,Brown,dkk (1997) pada pasien yang mengalami ketergantungan pada al-kohol currie,dkk.(2000) pada pasien insomnia,schmidt,dkk. (2000) pada pasien ganguan panik.Selain gangguan berbeda,latar belakang sosial,keluatga dan ekologisnya juga berbeda.
Banyak sekali eksperimen yang dilakukan sebagai replikasi dari hasil-hasil eksperimen terdahulu.Replikasi ini dilakukan secara berbeda dengan ekperimen tersebut pertama kali dilakukan khususnya dari segi:kelompok atau unit eksperimen yang dicob,waktu dan tempat.Adapaun perlakuan yang diberikan pada replikasi ini tetap sama yang atau sedikit ada variasi sesuai dengan keperluannya.Dengan demikian ini dapat diketahui apakah triyal yang dapat dicobakan dapat digereralisasikan kesubjek,kelompok,situasi,dan tempat yang berbeda.Tujuan aplikasi ini adalah untuk memperluas jangkauan kegeneralisasinya.
Kedua, preplikasi merupakan pengulangan perlakuan yang diberikan kepada unit/kelompok eksperimen yang sama atau unit atau kelompok yang berbeda dalam suatu rangkaian eksperimen.Dalam suatu eksperimen peneliti memberi beberapa kali (minimal dua kali) perlakuan yang sama pada unit/kelompok yang sama atau unit atau kelomppok eksperimen yang berbeda.Replikasi demikian ini untuk meningkatkan validitas internal,yaitu apakah perubahan yang terjadi bener-bener karena perlakuan yang diberikan atau adanya karena adanya faktor lain.
Dengan eksperimen perilaku replikasi untuk pngertian kedua ini dapat berupa frekuensi perlakuan sejumlah unit eksperimennya.Jika sebuah perlakuan diberikan kepada 10 remaja,maka dlam eksperimen tersebut terdapat 10 unit eksperimen.Satu perlakuan yang diberikan kepada 10 remaj (baik secara bersama-sama atau individual),berarti eksperimen itu dilakukan replikasi sebanyak 10 kali karena setiap subjek mendpat sekali perlakuan
Jumlah replikasi suatu perlakuan bergantung pada derajat ketelitian yang diinginkan oleh peneliti terhadap hasil eksperimennya.Sebagai patokan jumlah replikasi pada setiap kelompok perlakuan padat dicari dengan persamaan berikut.
(t-1) x (r-1) >15
Pada persamaan ini t adalah jumlah perlakuan dan r,adalah jumlah replikasi.jika suatu eksperimen menguakan dua perlakuan misalnyametode terapi A dan yang lain metode-metode terapi B maka replikasi yang diperlukan untuk eksperimen tersebut berdaskan rumus tersebut adalah:(2-1) x (r-1) > 15.dengan demikian jumlah replikasi untuk dua kelompok perlakuan minimal sebanyak 16 kali.
Artikel Bimbingan Konseling "Dasar-Dasar Desain Eksperimen"
Artikel Bimbingan Konseling "Dasar-Dasar Desain Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Desain eksperimen merupakan semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu eksperimen.Desain eksperimen sering sitafsirkan secar sempit,yaitu sebagai suatu proses merencankan eksperimen ,sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah secara mantap.
Desain eksperimen itu mencakup perencanaan dan langkah-langkah yang berurutan dan menyeluruh,serta cara pelaksanaan eksperimennya.Dengan demikian peneliti dapat menganalisis data secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suaatu inferensi yalid berkenaan dengan masalah yang sedang diselidiki.Karena itu sebelum melakukan eksperimen,peneliti perlu mengetahui desain yang digunakan.Dengan desain yang baik,maka pengaturan vriabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimen dapat dilakukan secara seksama.
Manfaat Desain Eksperimen
Desain eksperimen berguna untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimal mengenai proses perencanana dan pelaksanaan eksperimen yang akan dilakukan,dengan desain itu peneliti dan orang lain dapat memahami bagaimana suatu eksperimen itu disusun dan dilakukan,dan kita dapat mengulangi dan mengevaluasi proses eksperimen tersebut.
Untuk melihat pentingnya desain eksperimen,dapat kita mengambil sebuah contoh eksperimen yang dilakukan oleh Thom dkk (2000) yang melakukan komparasi terapi psikologi dengan penggunaan benzodiazepine untuk orang yang mengalami pobia yang berhubungan dengan perawatan gigi (dental pobia) untuk melakukan eksperimen tersebut yang disiapkan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut
a. Berapa kelompok eksperimen yang harus disiapkan dan berapa anggota setiap kelompok?
b. Darimana diperoleh sampel dan bagaimana membagi sampelnya?
c. Berapa lama perlakuan itu diberikan?
d. Siapa yang memberikan terapi,dan bagaimana caranya?
e. Bagaimana cara menganalisis datanya?
Pertanyaan-partanyaan demikian selalu muncul pada setiap peneliti yang hendak meneliti dengan desain eksperime.Dari pertanyaan-pertanyaan diatas,maka jelaslah bahwa proses perencanaan serta langkah-langkah pelaksanaan eksperimen perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh.
Jenis Desain Eksperimen
Desain eksperimen sangat banyak ragamnya.Secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu desain praeksperimen,eksperimen kuasi,dan eksperimen murni
1. Praeksperimen
praeksperimen adalah eksperimen yang dilakukan dengan tanpa melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh .Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja,tanpa ada kelompok konstrol.
2. Eksperimen Murni
Eksperimen murni adalah eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengendalian secara ketat variabel-variabel yang tidak dikehendaki pengaruhnya( yang merupakan sumber invaliditas) terhadap fariabel terikat.Dalam penentuan sampelnya dilakukan randomisasi dan dilakukan dengan mengunakan kelompok kontrol sebagai pembanding kelompok perlakuan.Desain eksperimen murni ini idealnya dilaksanakan dalam suasana laboratorium.
3. Eksperimen Kuasi
Desain eksperimen kuasidisebut pula eksperimen semu merupakan desain eksperimen yang pengendaliannya terhadap variabel-variabel non-eksperimen tidak begitu ketat ,dan menentukan sampelnya dilakukan dengan tidak randomisasi biasanya desain eksperimen kuasi ini dilkukan karena desain eksperimen murni tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
Kegiatan jenis desain tersebut masih terbagi-bagi kedalam beberapa jenis yang akan diuraikan pada bab tersendiri.Pemilihan desain eksperimen dilakukan dengan mempertimbangkan validitas,dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya adalah etik dantersedianya subjek peneliti.
Wednesday, June 22, 2016
Artikel Bimbingan Konseling "Meningkatkan Validitas Internal"
Artikel Bimbingan Konseling "Meningkatkan Validitas Internal"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Suatu eksperimen perlu meningkatkan validitas internal ini.Sebagaimana dikemukakan terdahulu,pencapaian validitas internal ini.sebagaimana dikemukakan terdahulu,pencapaian validitas internal ini dalam eksperimental adalah tuuan utama.Dengan demikian,peneliti mengetahui apakah perlakuan yang diberikan kepada subjek bener-bener mempengaruhi atau tidak mempngaruhi varibel terikat yang sedang dipelajari.cara meningkatkan validitas internal dapat dilakukan dengan hal-hal berikut.
a. Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara objektif.Randomisasi adalah tehnik yang baik untuk pengelompokan.Jika tidak memungkinkan dilakukan randomisasi (matching) variabel yang berpengaruh,pembatasan variabel sehingga ada homogenitas antar kelompok.
b. penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel,serta dilakukan dengan produser-produser yang tepat.
c. Dihindari terjadinnya interaksi 9proses pembelajaran) suatu perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol selama kegiatan penelitian berlangsung
d. Membuat suasana yang ajeg,khususnya lingkungan eksperimen.
Validitas eksternal
1. Pengertian
Validitas eksternal (external validity)merupakan validitas penelitian yang menyangkut pertanyaan:sejauh mana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada populas.Dengan kata lain,apakah penelitian yang dilakukan itu representatif untuk diterapkan pada kelompok subjek yang berbeda dan dapat menggambarkan kejadian yang sesungguhnya dalm masyarakat.
dengan demikian validitas eksternal merujuk pada kerepresentatipan vliditas eksternal telah dilaksanakan dan suatu relasi yang ditentukan,untuk populasi apa sajakah relasi yang ditentukan itu dapat digeneralisasikan.bila dalam suatu eksperimen hubungan kausalitasnya telah ditentukan bahwa X secara segnifikan mempengaruhi Y pada suatu kelompok populasi apakah hubungan kausalitas itu berlaku untuk populasi lain yang situasi sosialnya berbada.
Bracht dan Glass mengemukakan terdapat dua golongan validitas eksternal,yaitu validitas populasi dan validitas ekologi (Ary,1982).kedu jenis validitas ini akan diuraikan secara singkat berikut ini.
a. Validitas Populasi
Populas dalam suatu eksperimen dapat dibedakan dua macam,populasi eksperimen dan populasi sasaran.populasi eksperimen berarti populasi yang di akses dan sebagian unit populasinya terpilih sebagai sampel (accessible population).Adapun populasi sasaran merupakan populasi yang jauh lebih besar dan diluar subjek yang diteliti (ultimate population).
b. Validitas Ekologi
Validitas ekologi mmerupakan validitas populasi yang berhubungan dengan validitas populasi yang berhubungan dengan generalisasi pada populasi dengan kondisi yang lain.Dengan demikian validitas ekologi ini menanyakan persoalan apakah suatu eksperimen tersebut akan memberi efek yang sama jika dilakukan pada populasi yang memiliki kondisi sosial budaya dan karkteristik persoalannya berbeda.
Validitas ekologi juga meliputi kesamaan makna pada variabel yang diteliti.Variabel-variabel psikologi sering diberi nilai yang berbeda antara masyarakat satu dan yang lainnya.misalnya,"agresivitas"memiliki arti atau nilai yang berbeda antara masyarakat indonesia masyarakat Eropa.Karena itu kerepresentatipan variabel ini tidak hanya berhubungan dengan tempat,tetapi juga berhubungan denga penerapan suatu variabel pada masyarakat yang berbeda.suatu eksperimental dipandang memiliki validitas ekologi jika hasil eksperimennya dapat diterapkan pada berbagai populasi dengan karakteristik yang berbeda.
Artikel Bimbingan Konseling "Validitaasn eksperimen"
Artikel Bimbingan Konseling "Validitas Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Sebagaimana dijelaskan pada bagian-bagian terdahulu,perilaku,terutama yang kita tetapkan sebagai variabel terikat,bersifat dinamis.Perubhan-perubhan terjadi pad variabel terikat ini terjadi karena banyak faktor.Sebagai illustrasi dapat kita ambil sebuah contoh "kemampuan memecahkan masalah bagi remaja"merupakan salah satu perilaku yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantarannya latihan pemecahan masalah,inteligensi,keberanian,dan berat ringannya maslah yang dihadapi.Dalam melakukan eksperimen,berbagai faktor yang memungkinkan turut mempengaruhi variabel yang hendak diamati (variabel terikat)perlu memperoleh peratian dari peneliti.
Karena banyak variabel yang menpengaruhi variabel yang terikat,maka sangat penting bagi peneliti eksperimen sellu mengajukan pertanyaan berhubungan dengan penelitian,yaitu apakah variabel eksperimental yang diberikan itu benar-benar memberi pengaruh bagi perubahan varibel yang terikat? Atau dengan pertanyaan lain:apakah benar akibat atau perubahan yang terjadi pada variabelterikat (Y) disebabkan oleh perlakuan yang diberikan penelitian,bukan oleh fktor lainnya.
Jika benar dan menyakinkan bahwa perilaku yang menjadi variabel terikat itu benar-benar dipengaruhi oleh perlakuan,apakah hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan untuk subjek dan lingkungan lain di luar subjek yang dieksperimen.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencerminkan apa yang disebut sebagai validitas eksperimen.Suatu eksperimen dianggap valid jika variabel perlakuan benar-benar mempengaruhi perilaku yang di amati (variabel terikat) dan akibat-akibat yang terjadi pada variabel terikat bukan karena variabel lain.Eksperimen tersebut itu dapat digeneralisasikan pad populsi lainnya yang berbeda subjek,tempatdan ekologinya.
sesuai dengan pertanyaan yang dijukan sehubungn dengan hasil suatu eksperimen,maka validitas penelitian terdapat dua macam yaitu:(1) validitas yang berhubungan dengan efek yang ditimbulkan ,biasanya disebut validitas internal (internal validity), dan (2)validitas yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen ,biasannya disebut validitas eksternal (eksternal validity).Kedua jenis validitas ini akan dijelaskan secara singkat pada uraian berikut:
Validitas Internal
1. Pengertian
Validitas intetnal (validitas validity) merupakan validitaspenelitian yang berhubungan dengan pertanyaan:sejauh mana perubahan yang diamati (Y) dalam suatu eksperimen benar-benar hanya terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan(variabel perlakuan) dan bukan karena pengaruh faktor lain (variabel luar).
Pertanyaan tersebut terjadi karena tenyataan menunjukan bahwa perubahan pada perilaku yang diamati (variabel terikat) tidak secara otomatis disebabkan oleh suatu perlakuan (variabel bebas).Akibat yang terjadi tersebut dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar perlakuan.jika efek yang terjadi pada variabel yang terikat tersebut benar-benar karena faktor perlakuan dan tidak ada faktor luar yang turut mempengaruhi maka eksperiennya memiliki validitas internal.
Kesimpulan hubungan kualitas dikatakan valid secara internal jika perilaku yang diamati (variabel terikat) secara menyakinkan hanya disebabkan oleh variabel spesifik yaitu variabel bebas yang telah di solasi oleh peneliti.Invaliditas internal terjadi karena jika perubahan atau perbedaan pada kelompok-kelompok yang diteliti disebabkan oleh variabel luar yang tidak menjadi perhatian utamannya.
2. Gangguan Validitas Internal
Validits internal ini tidak mudah dicapai dengan begitu saja.Terdpat beberapa faktor pengganggu validits ini. Jika faktor-faktor ini tidak dikendalikan dapat menimbulkan invaliditas pada suatu eksperimen.Cook dan campbell (1979) mengemukakan sejumlah pengganggu validitas internal yang perlu diperhatikan:
Tuesday, June 21, 2016
Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Antar - Variabel"
Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Antar - Variabel"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Variabel-variabel pada dasarnya memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.Hubungan antar varibel-variabel itu sangat kompleks karena variabel-variabel itu saling berinteraksi hubung-hubungan tersebut.
Hubungan antar variabel-variabel dapat bersifat interksi dan determinasi hubungan yang bersifat interaksi adalah hubungan yang menunjukan bahwa sebagian dari suatu variabel menjadi bagian dari variabel lainnya.hubungan yang bersifat interaksi adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara variabel satu dengan variabel lainnya.Adapun hubungan diterminasi adalah hubungan yang menunjukan bahwa gejala satu variabel ditentukan atau disebabkan oleh variabel lainnya.
Hubungan antar variabel di dalam ekspererimen adalah pola hubungan variabel bebas mempengaruhi variabel terikat(sebagaimana pola C).Namun demikian dalam pola hubungan ini dimungkinkan terdapat variabel-variabel non-eksperimental yang turut berpengaruh terhadap variabel terikat,sehingga perlu dialami identifikasi dan diketahui oleh peneliti,yang selanjutnya dipertimbangkan ditimbangkan dalam penyusunan desain penelitian dan analisis data.
Sumber Variabel Non-Eksperimen
fariabel non-eksperimen yang dapat menimbulkan invidalitas dapat diklasifikasikan dalam empat macam menurut sumbernya yaitu:variabel subjek,variabel lingkungan,variabel pengukuran,dan variabel peneliti.
a. Variabel subjek,yaituvariabel-variabel non-eksperimenat yang berasal dalam diri subjek peneliti antara lain:faktor ginetik,pendidikan,pengalaman,dan predisposisi kepribadian.
b. Variabel lingkungan,keadaan lingkungan baik fisik,biologis,maupun psikologi yang mempengaruhi variabel terikat penelitiaberlngsung,misalnya:cuaca,sinar,kebingsingan,kesibukan,dan suasana nasional.
c. Variabel pengukuran,yaitu keadaan instrumen dan metode yang digunakan instrumen yang cacat,tidak valid dan reliabel merupakan sumber invaliditas alat ukur
d. Variabel peneliti,ialah faktor subjektifaitas dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti sehingga menimbulkan bias,terutama pada waktu pemilihan sampel dan pengukuran.
Pengendalian variabel
Pengendalian variabel merupakan usaha-usaha yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menghilangkan pengaruh variabel-variabel yang tidak dikehendaki yang mungkin turut mempengaruhi variabel terikat(sevilla dkk 1993).
Dalam suatu eksperimental,variabel-variabel yang perlu dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat adalah variabel non-eksperimental.Pengendalian tersebut bertujuan untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel eksperimen dapat dimiliki.dengan demikian eksperimen yang dilakukan memperoleh hasil yang meyakinkan bahwa efek yang ditimbulkan pada variabel terikat benar-benar karena variabel eksperimental.
Jika suatu eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh "latihan belajar cara baru"(X)tetap daya serap sisiwa (X) terhadap daya serap siswa (Y) dalam menerima pelajaran di kelas,maka peneliti dapat mengendalikan beberapa variabel yang memungkinkan turut mempengaruhi variabel Y,misalnya lQ,bahan yang di pelajari,dan frekuensi belajar.
Dalam pengendalian variabel ini,tidak semua variabel non-eksperimen dikendalikan,hanya variabel-variabel yang dianggap penting saja yang dikendalikan ,sedangkan variabel yang tidak mungkin ada hubungannya dengan variabel terikat tidak perlu dikendalikan.Untuk contoh diatas daya serp siswa dalam menerima pelajaran di kelas,adalah sangat tidak mungkin dipengaruhi oleh bentuk dan panjang rambut,warna kulit,tinggi badan,dan selera warna.karena variabel-variabel yang tidak mungkin berpengaruh ini tidak perlu dikendalikan dan dapat kita abaikan.
Artikel Bimbingan Konseling "Variabel Dan Pengendaliannya"
Artikel Bimbingan Konseling "Variabel Dan Pengendaliannya"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Pada percakapan sehari-hari,maupun dalam konteks ilmiah kita sering mengemukakan suatu istilah,misalnya;kenakalan,kesehatan inteligensi,kepribadian,kematangan,dan agresivitas.Istilah-istilah tersebut merupakan pengambaran terhadap gejala-gejala tertentu yang cukup kompleks.kita biasanya menyederhanakan gambaran suatu gejala dengan istilah-istilah yang mudah ditangkap dan dimengerti.Istilah-istilahyang digunakan untuk menggambarkan suatu gejala disebut konsep.
Penggunaan "konsep"akan membantu kita untuk memahami suatu gejala.misalnya,untuk menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak teratur,kotor dan jorok cukup menggunakan konsep "kumah".Penggambaran anak yang suka melakukan tidak pelanggaran hukum sekalipun mengerti akibat-akibat dan tidak peduli dengan penderita orang lain adalah "anak nakal".Banyak konsep yang dapat kita gunakan untuk menjelaskan gejala-gejala yang sangat rumit ,dan kita dapat "memeras'keterangan dan kompleks dengan istilah yang sederhana.
Konsep yang dibuat dan dihsilkan untuk keperluan ilmiah yang khas dinamakan kostruk(Kerlingger 1995).Inteligensi perilaku propesional,kepribadian,dan agresivitas adalah kontruk yang dikembangkan di psikologi.Istilah-istilah tersebut secara sengaja dikembangkan untuk keperluan ilmiah dan karena itu untuk memberi arti suatu kontruk harus sejalan dengan bidang ilmunya.
Kita dapat menyebut dan memahami suatu konstruk,tetapi sangat sulit untuk mengukurnya.Dapatlah diambil contoh"cerdas"atau"inteligensi"merupakan sebagian dari hkonstruk.Kita dapat menjelaskan secara panjang lebar tentang "cerdas"tetapi bagaimana mengukur pekerjaan tidak mudah apalagi dengan memberi angka tertentu.
Suatu konttruk dapat dimengerti segalannya.cemas dapat diketahui dari gemetar,keringat dingin,atau dari kelenjar adrenalinnya.Juga demikian dengan inteligensi yang dapat diketahui dari kecepatan mengatasi masalah,kecermatan,jawaban pertanyaan,atau yang lainnya.Disisi lain "cemas"atau "inteligensi"sendiri tidak diketahui melalui pengamatan..Karena itu menurut coolicon(1945)kontruk itu ada secara hipotesis dan tidak pernah diamati secara langsung.kontruk memiliki pengertian yang konstitutif,yaitu dapat di gantikan dengan istilah-istilh lain yang ada di dalam kamus,misalnya,cemas adalah perasaan takut,inteligensi adalah kecerdasan berfikir seseorang,yang kepribadian adalah sifat-sifat dasar individu.
Di dalam peelitian suatu konstruk belum dapat diteliti,karena belum memiliki variabelitas,dan sangat sulit mengukurnya.karena itu suatu konstruk perlu dirumuskan menjadi suatu pengertian yang lebih spesifik,terykur,dan memiliki nilai yang kitasebut sebagai variabel.
variabel
Variabel merupakan konsep yang mempunyai variabilitas.suatu konstur yang bervariabel atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu disebut variabel merupakan simbol yang padanya diberikan nilai atau bilangan.Jenis kelamin dapat kita beri nilai 1 dan 2 yaitu laki-laki dapat diberi nilai 1 sedangkan perempuan nilai 2.nilai suatu variabel setidaknya ada dua,dam variabel dalam bentuk perilaku manusia dapat berniai ratusan misalnya IQ.
Beberapa contoh koonstruk yang dikembangkan menjadi sebuah variabel,misalnya"kenakalan"menjadi tingkat pelanggaran tata tertib sekolah,inteligensi menjadi "IQ"agresivitas menjadi"frekuensi penyerangan",kepribadian menjadi tipe kepribadian.jadi variabel itu merupakan konstruk yang memiliki variabelitas,dan dapt teramati secara langsung sehingga menjadi terukur.
Subscribe to:
Posts (Atom)