Monday, June 20, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Kausalitas"

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Kausalitas"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

     Diantra tujuan suatu penelitian adalah suatu pengetahuan untuk mengetahui peristiwa apa yang terjadi dan seberapa banyak persentase terjadinya gejala itu.Misalnya,jika hendak meneliti perilaku "agresif"pada anak,kita dapat mengobserfasi dan mengukur berapa banyak perilaku tersebut dimunculka setiap anak pada kurun waktu tertentu di suatu sekolah.Dengan penelitian tersebut kita dapat mengetahui frekuensi gejala perilaku  agrresip pada subjek yanng diamati.
      Mungkin kita merasa tidak puas kalau hanya mengetahui bagaimana relasi antara satu gejala dengan gejala lain.Kita merasa perlu mengetahui bagaimana relasi antara satu gejala dengan gejala lain.untuk contoh penelitian perilaaku agresip pada anak  kita dapat mengmpelajari hubungan agresivitas pada anak itu dengan variabel lainnya,seperti;jenis kelamin,usia anak,dan perilaku keluarganya.Penelitian relasi memberikan pengertian kepada kita bahwa suatu gejala berhubungan dengan gejala lain.Dalam banyak penelitian misalnya,memberikan pengertian kepada kita bahwa suatu gejala berhubungan dengan gejala lain.dalam banyak penelitian misalnya,memberikan penjelasan bahwa perilaku agresif berhubungan dengan jenis kelamin,yaitu bahwa anak laki-laki lebih agresif dibandingkan wanita.kitapun dapatmempelajari berbagai gejala dengan gejala lainnya.penelitian elasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian deskriptif sebagaimana yang di kemukakan pada contoh diatas yang hanya menguraikan frekensi suatu gejala.sementara itupenelitian relasi dapat menghubungkan suatu fariabel dengan variabel lainnya.
        Untuk mengetahui sifat hubungan suatu fariabel dengan fariabel lain tidaklah mudah,karena gejala-gejala alam apalagi gejala psikologis ,tampaknya memiliki hubungan suatu dengan lainnya tetapi tidak jelas polanya.Misalnya hubungan antara barat preestasi 'belajar,hubungan semangat kerja dengan kepuasan kerja.variabel-variabel tersebut terdapat hubungan,tetapi pola hubungan apa yang ada,tidak denga mudah kita tentukan.
    Hubungan-hubungan antara variabel tersebut sebenarnya dapat kita sederhanakan dalam pola-pola tertentu berdasarkan munculnya satu gejala atas gejala yang lain.Pada bagian berikut akan diuraikan secara singkat pola-pola hubungan antara gejala,yang selanjutnya akan kita pelajari hukum-hukum yang dapat dijadikan sebagai acuan di dalam pembuatan hipotennsis dan kesimpulan pada variabel-variabel yang memiliki hubungan kausalitas.
      Pola Hubungan Antara-Gejala
  Pola suatu hubungan gejala satu dengan gejala lainnya dapat kita kelompokan menjadi empat pola,yaitu;necessity contion,suffi.cient contion,sufficient end necessity contion,dan causative contion(Libert dan Liebrt,1995).Keempat pola hubungan ini akan dijelaskan secara singkat.
1. Necessity Contion
  Adalah kondisi yang harus ada sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu dengan kata lain;X merupakan kondisi yang harus ada(necessity) sekalipun tidak cukup untuk terjadinya Y.misalnya,alat tulis adalah harus ada(necessity)tetapi tidak cukup untuk mentusun buku;pemilikan senjata yang terisi peluru merupakan ke harusan tetapi tidak cukup untuk menembak.
2.  Sufficient Contion
Merupakan kondisi yang cukup memadai untuk menimbulkan kejadian tertentu,namun memunculkan kejadian itu tidak mengharuskan adanya kondisi tertentu.Kemunculan itu tidak mengharuskan adanya kondisi tersebut kemunculan kejadian tersebut dapat pula di timbulkan oleh kondisi lain dengan kata lain,X merupakan suatu dari beberapa sebab yang secara independen menghasilkan Y.
3.  Sufficient and Necessity Contion
Merupakan kondisi yang cukup memadai yang harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu.Kejdian X merupakan penyebab timbulnya Y,dan Y terjadi jika ada kejadian X.Misalnya ketidaknormalan genetik yang spesifik seperti trysomi merupakan hubungan sufficient dan nesessity untuk menghasikan atau mengakibatkan sindroma Down.Jadi trysomi merupakan satu-satunya sebab terjadinya sindroma Down (Cloninger,dkk,,,1975)
4.   Causative Condition
 Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak bersifat necessity maupun sufficient,tetapi suatu unsur memberi konstribusi bagi munculnya kejadian tertentu.Misalnya perilaku anak merokok dalam penelitian yang dilakukan chassin,dkk(1998) hubungan dengan beberapa faktor,diantaranya orang tua merokok,teman sebayanya juga merokok konsistensi penerapan disiplin oleh orang tua dan usia anak.

No comments:

Post a Comment