MELATIH ANAK UNTUK TERBIASA BERBICARA YANG SOPAN SANTUN
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang undang no 2 thn 2003 tentang sikdinas bahwa tujuan pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan secara optimal agar terbentuk prilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan salah satu pembelajaran yang diberikan di RA adalah pembentukan karakter pada anak melalui pembentukan akhlak prilaku, moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ciri dan bentuk pembelajaran yang diberikan untuk anak tk sebaiknya dikondisikan bagi anak untuk bisa mengekspresikan secara bebas
Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, pada dasarnya terjadi dan dihasilkan karena adanya proses interaksi antara subjek belajar dengan sumber belajar.
Pada hakikatnya Proses interaksi yang baik adalah salah satu faktor terpenting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk itu seorang guru harus mempunyai kompetensi bahasa yang baik agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa.
Namun dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam memahami maksud atau inti dari materi yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kosakata yang dimiliki anak, keterlambatan anak pada kemampuan berbahasa, pengaruh keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan anak dalam berbahasa sehingga ia mampu berkomunikasi dengan baik diperlukan alat atau media yang mampu merangsang anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Proses belajar pada hakikatnya sejalan dengan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Dalam hal ini, pesan dapat diartikan sebagai materi, sumber pesan dapat diartikan sebagai buku, saluran/media misalnya, buku cerita, media film, alat peraga, media audio visual, media audio. Penerima pesan dapat diartikan sebagai siswa ataupun guru.
Penggunaan media dalam belajar adalah tidak lain untuk mendukung proses penyampaian pesan agar lebih tepat sasaran kepada penerima pesan. Penggunaan media yang seringkali digunakan dalam proses belajar seperti; alat peraga, media film, media audio, media audio visual, media grafis sederhana, slide, OHP, dll.Sumber belajar dapat diciptakan atau memanfaatkan lingkungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa.
Salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan adalah buku cerita atau, majalah. Buku cerita atau majalah menjadi salah satu media yang memberikan kesempatan pada guru dan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Hasil yang bisa didapatkan anak berupa penambahan kosakata baru dan informasi tentang isi cerita yang ada dalam buku cerita tersebut.
Oleh Karena itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi apakah kegiatan bercerita mampu meningkatkan kemampuan berbahasa anak sehingga anak dapat terlatih berbicara yang sopan pada lingkungannya. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk memberikan suatu masukan terhadap permasalah-permasalahan yang terjadi sesuai gambaran di atas.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah disusun permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana melatih anak untuk berbicara yang sopan ? ”
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah ini yaitu: Mengetahui bagaimana cara melatih anak untuk berbicara yang sopan .
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Perbendaharaan kosa kata anak meningkat.
2. Kemampuan berbahasa anak meningkat.
3. Keaktifan anak dalam berkomunikasi meningkat.
4. Keberanian anak mengungkapkan kembali isi cerita meningkat
5. Anak terbiasa untuk berbicara yang sopan
E. Cara Pemecahan Masalah
Penulis mengambil metode bercerita sebagai cara pemecahan masalah tersebut diatas. Metode bercerita diharapkan mampu menjadi motivator anak terbiasa berbicara yang sopan dengan lingkungan yang dihadapinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Metode Bercerita
Metode digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan ataumateri pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat guna akanmenjadi penghalang kelancaran jalannya suatu proses belajar mengajar sehinggabanyak waktu dan tenaga terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkanoleh guru baru berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan.Dr. Ahamad Tafsir memberikan pengertian metode adalah Cara yang palingtepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.. Sedangkan menurut Sukanto Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, ayah kepadaanak-anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak terhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Raudhatul Athfal/Taman Kanak kanak, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Menurut Abudin Nata .Metode bercerita adalah suatu metode yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap perasaan. Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan. Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak di Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi anak didik.
2. Tujuan dan Fungsi Metode Bercerita
a. Tujuan Metode Bercerita
Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukan perbedaan perbuatan baik dan buruk serta ganjaran dari setiap perbuatan. Melalui metode bercerita anak diharapkan dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hapidin dan Wanda Guranti, tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut :
a. Melatih daya tangkap dan daya berpikir
b. Melatih daya konsentrasi
c. Membantu perkembangan fantasi
d. Menciptakan suasana menyenagkan di kelas.
Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing untuk mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita dari guru, dengan jelas metode bercerita disajikan kepada anak didik bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur.an dalam kehidupan sehari-hari dan menambahkan rasa cinta anak-anak kepada Allah, Rosul dan Al-Qur.an.
b. Fungsi Metode Bercerita
Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan beberapa fungsi metode cerita :
a. Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik
b. Dapat mengembangkan imajinasi anak
c. Membangkitkan rasa ingin tahu
3. Teknik-teknik Metode bercerita
Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak. Adapun teknik penggunaan dari masing-masing bentuk metode bercerita tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Bercerita dengan alat peraga
2) Bercerita tanpa alat peraga
BAB III
PAPARAN HASIL
Menambah penbendaharaan kata anak didik melalui metode bercerita menjadi alternatif guru untuk melatih anak terbiasa berbicara yang sopan pada lingkungannya. Guru pun diharapkan mampu menjadi teladan dan motivator anak agar terbiasa menggunakan bahasa yang baik. Dalam metode bercerita guru tetap memperhatikan aspek-aspek dalam memilih cerita:
- Aspek religius
- Aspek pedagogis/pendidikan
- Aspek psikologis
Menurut penulis selain lingkungan sekolah, ada beberapa factor lagi yang ikut andil dalam melatih anak terbiasa berbicara yang sopan yaitu :
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan masyarakat
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Dari uraian di depan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penbendaharaan kata sangat diperlukan bagi anak dalam melatih berbicara yang sopan dengan lingkungannya. Terbiasa berbicara dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
1. Memberi ketauladan dan motivasi anak untuk terus berupaya melakukan kebiasaan berbahasa yang baik
2. Pihak sekolah dan keluarga bekerjasama untuk membiasakan anak berbicara yang sopan
3. Ciptakan suasana yang membuat anak dapat mengerti bahasa yang baik dan bahasa yang tidak baik untuk anak
2. SARAN
Dari paparan di depan penulis hanya bisa memberi sedikit saran yaitu memotivasi anak untuk belajar dan terbiasa membaca serta memberi pemahaman tentang berbahasa yang baik dan berbicara yang sopan dengan lingkungan yang dihadapinya.
No comments:
Post a Comment