Saturday, June 4, 2016

PENELITIAN DAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN DAN TINDAKAN KELAS (PTK)
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa depan. Karena itu pendidikan berperan mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan yang sangat menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu Islam sebagai agamarahmatan lil ‘alamin merupakan konsekuensi logis bagi umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk menyiapkan genearasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan sekolah
            Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.Manusia seperti diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Untuk mencapai tujuan tersebut, segenap komponen sekolah, terutama guru sebagai pendidik, dihadapkan pada beberapa permasalahan siswa yang beraneka ragam dan latar belakang kehidupan siswa yang terkadang tidak sama, baik dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan orang tua dan lain-lain. Hal  ini jelas menuntut kejelian seorang pendidik untuk mengetahui kondisi psikologis dan faktor-faktor penentu yang mempengaruhi kemajuan dan kemunduran setiap siswa.
Beragam permasalahan yang dialami anak-anak atau para siswa dalam menjalankan perannya selaku pelajar di sekolah. Mereka diharapkan dapat memahami pelajaran yang diterimanya serta berprestasi dan mampu bersaing secara sehat untuk berlomba meraih prestasi yang gemilang. Namun kenyataan tak seindah keinginan. Masih banyak siswa yang mengalami beragam hambatan dan kesulitan, sehingga berakibat pada pencapaian prestasi yang tidak sesuai dengan harapan.
            Prestasi yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan berarti anak memiliki kemampuan yang rendah atau taraf inteligensi yang rendah. Karena tidak semua anak yang tidak berprestasi merupakan anak yang berinteligensi rendah. Adakalanya prestasi yang rendah tersebut disebabkan karena anak memiliki kesulitan dalam proses belajarnya atau biasa dikatakan dengan learning disabilities.
Seorang guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan siswa, tingkah laku siswa, latar belakang siswa, dan kesulitan atau permasalahan yang dihadapi siswa. Berbagai problem yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui guru karena permasalahan tersebut berpengaruh langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Hendaknya seorang guru mampu mencari solusi agar siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajarnya. Perlu ditambahkan juga bahwa seorang guru dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya juga harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangannya, bakatnya, kemampuannya, lingkungannya, dan sebagainya, agar siswa yang diberi bantuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara tepat.
Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka metode dan pendekatan yang digunakan yaitu penelitian tidakan kelas. Dengan penelitian tidakan kelas penulis dapat mengetahui kondisi siswa seobjektif mungkin dan sangat mendalam. Sehingga penulis dapat membedakan permasalahan dan hambatan yang dialami siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya penulis dapat menentukan skala perioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, sebagai guru pemangku mata pelajaran PAI harus mampu meakukan praktik layanan penelitian tidakan kelas kesulitan belajar bidang studi, dan studi manajemen pendidikan di sekolah secara terpadu, yang merupakan suatu syarat pembentukan profesionalisme calon guru. Dari sinilah seorang guru juga harus menguasai dasar-dasar layanan bimbingan siswa, baik secara konsep maupun praktek pelaksanaannya.
Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tidakan kelas dengan mencari mitra penelitian tidakan kelas dari siswa yang menurut pengamatan penulis mempunyai kesulitan belajar terutama yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Setelah melalui pengamatan, pertimbangan dan berbagai masukan, akhirnya penulis berhasil menemukan mitra penelitian tidakan kelas sebanyak satu orang siswi dari kelas XII IPA atas nama Siti Marfu'ah (fiktif).


B.       Pengertian Layanan Bimbingan
Istilah bimbingan dalam bahasa Arab dikenal dengan "al-Wa'zhu wal Irsyad" yang berarti pemberian nasihat dan memberi petunjuk. Sedangkan dalam bahasa Inggris, bimbingan adalah arti dari kata “guidance” yang berarti bantuan atau tuntunan. Hal ini berarti bahwa layanan bimbingan adalah upaya memahami, mengenal, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan inilah, guru melaksanakan penelitian tidakan kelas yang di dalamnya terdapat unsur-unsur layanan bimbingan.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penelitian tidakan kelas atau layanan bimbingan merupakan usaha menetapkan siswa yang bermasalah dan kemudian memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebanyak-banyaknya dari klien yang bermasalah. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk mencari akar permasalahan. Langkah terakhir adalah pemberian solusi atau alternatif pemecahan masalah yang dapat memuaskan dan membantu menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas.

C.   Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
1.         Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penulisan pelaksanaan penelitian tidakan kelas ini adalah untuk mengenal memahami siswa secara individu yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi yang dipegang penulis, yaitu Pendidikan Agma Islam (PAI) serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan pemecahannya, baik cara pencegahannya maupun penyembuhannya.

2.    Tujuan Khusus
Secara khusus, layanan bimbingan kepada siswa bertujuan untuk:
a.       Mengenal pribadi siswa, menetapkan bentuk kesulitan belajar siswa, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa, serta merumuskan beberapa cara (solusi) mengatasinya dengan baik dan realistis.
b.      Membantu siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar.
c.       Membantu siswa dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal.

D.      Arti Penting Layanan Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan siswa di sekolah memiliki arti yang sangat penting karena diperlukan bagi pengembangan intelektual siswa. Dengan adanya bimbingan, siswa akan tahu arah dan tujuan pengembangan dirinya, sehingga bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Hal ini diharapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan optimal sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa atau anak didik.
Pentingnya layanan penelitian tidakan kelas yang diperoleh dari kegiatan penulisan ini, antara lain sebagai berikut:
1.      Memberikan gambaran bagi guru BK dalam menangani penelitian tidakan kelas dengan mengetahui permasalahan pada siswa lebih mendalam lagi.
2.      Metode pemecahan masalah yang digunakan, bisa menjadi bahan pertimbangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
3.      Siswa yang bermasalah pada mata pelajaran tertentu dapat diketahui permasalahannya dan dapat meningkatkan kualitas siswa, berani mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran meningkat.
4.      Bagi penulis, penulisan ini dapat memberikan pengalaman yang dapat dipergunakan untuk bekal mengajar setelah penulis selesai dalam menempuh pendidikan atau kuliah.

E.       Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperolah data atau informasi tentang siswa klien, penulis menggunakan beberapa metode guna menjamin keakuratan data, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1.         Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri siswa berkasus. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswaterutama selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas, tingkah laku siswa terhadap teman-temannya, ataupun terhadap gurunya.
2.    Angket
Angket adalah instrumen pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tentang diri siswa yang berkasus yang harus dijawab/dikerjakan oleh siswa. Dari angket tersebut dapat dianalisis penyebab masalah yang dihadapi siswa.
3.    Dokumenter
Dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data siswa yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah.  Informasi ini didapatkan dari daftar nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
4.    Wawancara
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mewancarai secara langsung siswa itu sendiri dan orang-orang yang ‘dekat’ dengan siswa, seperti konselor sekolah dan teman dekat di kelas. Wawancara berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari angket.
5.    Check List
Metode ini merupakan rangkaian dari angket yang telah diberikan sebelumnya. Metode ini lebih memerinci keadaan diri maupun kesulitan yang dihadapi siswa yang telah diungkap dalam angket. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui kadaan masalah siswa yang dihadapinya.

G.    Konfidensialitas (Kerahasiaan)
Konfidensialitas merupakan prinsip dalam menjaga kerahasiaan klien. Dengan demikian, yang dibutuhkan adalah penalaran etis berkaitan dengan kode etik. Karena itu, setiap kerahasiaan mengenai klien merupakan citra dengan mempercayakan kepada penulis dalam pengambilan data. Bersifat etis berarti memiliki suara hati yang jernih didukung oleh penalaran etis yang baik. Namun, yang lebih penting, penulis harus profesional dalam menangani masalah-masalah dan harus bersikap etis.
Sebagai realisasi dari hal tersebut, maka identitas siswa (klien) dalam penelitian tidakan kelas ini dirahasiakan dengan cara ditulis fiktif, artinya identitas klien yang dipakai adalah samaran dan identitas asli menjadi catatan khusus bagi guru atau konselor. Dan apabila laporan penelitian tidakan kelas ini dibaca oleh pihak lain, maka kerahasiaan klien tetap terjaga.

F.       Alasan Pemilihan Siswa Klien
Dalam penyusunan layanan bimbingan kesulitan belajar siswa, penulis sengaja memilih siswa yang bersangkutan untuk dibahas kasusnya, berdasarkan pengamatan penulis pada siswa dan tingkah lakunya di sekolah terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas yaitu :
1.      Siswa kurang memperhatikan pelajaran khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI);
2.      Siswa menunjukkan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar;
3.      Siswa sering terlihat tidak berminat pada pelajaran, sepertinya klien mempunyai motivasi belajar yang rendah.
Dengan melihat fakta yang ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan di atas harus segera diatasi karena jika tidak akan menyebabkan kesulitan bagi siswa, terutama dikhawatirkan jika prestasi siswa yang bersangkutan akan terpengaruh dan menjadi semakin buruk. Oleh karena itu penulis memilih siswa tersebut untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan bimbingan siswa.

No comments:

Post a Comment