Thursday, June 16, 2016

Perkembangan Individu Di Konteks Belajar

Perkembangan Individu Di Konteks Belajar 
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

             A.    Pengertian Perkembangan Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih  baik. Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedang perkembangan berkenaan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah. Pertumbuhan menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedang perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedang perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.[1] Menurut Mc. Leod dalam Syah ( 2004 ), menjelaskan perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Dalam Dictionary of psychology, perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisma lainnya. Jadi perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinabungan. Yang dimaksud dengan sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisma ( fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Seperti kemampuan berjalan anak-anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam( meluas ) baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Misalnya terjadi perubahan proporsi dan ukuran fisik anak dari pendek menjadi tinggi, kecil menjadi besar, dan perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks, seperti mulai mengenal abjad dan angka hingga mampu membaca dan berhitung. Kontiniu atau berkesinambungan berarti, perubahan pada bagian atau fungsi organisma itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat- loncat. Misalnya untuk mampu berjalan seorang anak harus terlebih dahulu bisa duduk dan merangkak. 
          
 B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Dalam berbagai literatur-literatur yang menjelaskan tentang perkembangan, bahwa masalah hereditas dan lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan manusia. Salisu Shehu dalam Aliah ( 2006 ), menyebutkan bahwa bukan hanya faktor hereditas dan lingkungan saja yang penting dalam mempengaruhi perkembangan manusia, tetapi dalam perspektif Islam, bahwa faktor ketentuan Allah SWT merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan. Faktor hereditas dan faktor lingkungan sebagai dua faktor yang mempengaruhi perkembangan, telah banyak dijelaskan dalam Islam seperti: Bahwa seorang yahudi bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang penentuan jenis kelamin bagaimana terjadinya? Nabi menjawab sebagai berikut: ”Sperma pria adalah putih dan sel telur perempuan kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu ( terjadi pembuahan ) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya akan menjadi jenis kelamin laki-laki dengan seizing Allah, dan jika sel telur perempuan menggungguli sel sperma pria hasilnya akan menjadi perempuan dengan seizing Allah”( HR.Bukhari ) “persamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang minyak kasturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak kasturi mungkin akan memberinya padamu, atau engkau membeli padanya, atau setidaknya engkau dapat memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin akan mempuat pakaianmu terbakar atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya” ( HR. Bukhari ).\ Jadi, Islam memandang manusia sebagai makhluk Allah yang harus diatur, dijaga, dikontrol dan diarahkan oleh kekuatan dan kehendak yang maha kuasa, yang tidak terbatas. 

No comments:

Post a Comment