Thursday, June 23, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Prinsip Dasar Desain Eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Prinsip Dasar Desain Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
   Untuk memperoleh hasil yang memuaskan,desain eksperimen harus  diarahkan untuk meningkatkan validitas internal.Menurut Nazir (1988)ada tiga prinsip dasar yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan validitas eksperimen,yaitu:replikasi,randomisasi,dan kontrol internal.
1.  Replikasi
     Repliksi(replication) adalah frekuensi atau pengulangan perlakuan dalam eksperimen.Replikasi di dalam eksperimen  psikologi digunakan dua pengertian .Pertama replikasi merupakan pengulangan perlakuan yang diberikan kepada unit-unit eksperimen yang berbeda dengan unit eksperimen yang dicobakan sebelumnya.
    Congivite-behavior treatment merupakan metode terapi yang dikembangkan Albert Ellis (1994) yang hingga sekarang terus dilakukan replikasi.Banyak ahli terapi yang melakukan replikasi.Banyak ahli terapi banyak yang melakukan replikasi metode terapi tersebut pad subjek yang gangguan yang bermacam-macam misalnya,Brown,dkk (1997) pada pasien yang mengalami ketergantungan pada al-kohol currie,dkk.(2000) pada pasien insomnia,schmidt,dkk. (2000) pada pasien ganguan panik.Selain gangguan berbeda,latar belakang sosial,keluatga dan ekologisnya juga berbeda.
     Banyak sekali eksperimen yang dilakukan sebagai replikasi dari hasil-hasil eksperimen terdahulu.Replikasi ini dilakukan secara berbeda dengan ekperimen tersebut pertama kali dilakukan khususnya  dari segi:kelompok atau unit eksperimen yang dicob,waktu dan tempat.Adapaun perlakuan yang diberikan pada replikasi ini tetap sama yang atau sedikit ada variasi sesuai dengan keperluannya.Dengan demikian ini dapat diketahui apakah triyal yang dapat dicobakan dapat digereralisasikan kesubjek,kelompok,situasi,dan tempat yang berbeda.Tujuan aplikasi ini adalah untuk memperluas jangkauan kegeneralisasinya.
     Kedua, preplikasi merupakan pengulangan perlakuan yang diberikan kepada unit/kelompok eksperimen yang sama atau unit atau kelompok yang berbeda dalam suatu rangkaian eksperimen.Dalam suatu eksperimen peneliti memberi beberapa kali (minimal dua kali) perlakuan yang sama pada unit/kelompok yang sama atau unit atau kelomppok eksperimen yang berbeda.Replikasi demikian ini untuk meningkatkan validitas internal,yaitu apakah perubahan yang terjadi bener-bener karena perlakuan yang diberikan atau adanya karena adanya faktor lain.
      Dengan eksperimen perilaku replikasi untuk pngertian kedua ini dapat berupa frekuensi perlakuan sejumlah unit eksperimennya.Jika sebuah perlakuan diberikan kepada 10 remaja,maka dlam eksperimen tersebut terdapat 10 unit eksperimen.Satu perlakuan yang diberikan kepada 10 remaj (baik secara bersama-sama atau individual),berarti eksperimen itu dilakukan replikasi sebanyak 10 kali karena setiap subjek mendpat sekali perlakuan
       Jumlah replikasi suatu perlakuan bergantung pada derajat ketelitian yang diinginkan oleh peneliti terhadap hasil eksperimennya.Sebagai patokan jumlah replikasi pada setiap kelompok perlakuan padat dicari dengan persamaan berikut.
             (t-1) x (r-1) >15
Pada persamaan ini t adalah jumlah perlakuan dan r,adalah jumlah replikasi.jika suatu eksperimen menguakan dua perlakuan misalnyametode terapi A dan yang lain metode-metode terapi B maka replikasi yang diperlukan untuk eksperimen tersebut berdaskan rumus tersebut adalah:(2-1) x (r-1) > 15.dengan demikian jumlah replikasi untuk dua kelompok perlakuan minimal sebanyak 16 kali.

Artikel Bimbingan Konseling "Dasar-Dasar Desain Eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Dasar-Dasar Desain Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
    Desain eksperimen merupakan semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu eksperimen.Desain eksperimen sering sitafsirkan secar sempit,yaitu sebagai suatu proses merencankan eksperimen ,sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah secara mantap.
    Desain eksperimen itu mencakup perencanaan dan langkah-langkah yang berurutan dan menyeluruh,serta cara pelaksanaan eksperimennya.Dengan demikian peneliti dapat menganalisis data secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suaatu inferensi yalid berkenaan dengan masalah yang sedang diselidiki.Karena itu sebelum melakukan eksperimen,peneliti perlu mengetahui desain yang digunakan.Dengan desain yang baik,maka pengaturan vriabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimen dapat dilakukan secara seksama.
          Manfaat Desain Eksperimen
Desain eksperimen berguna untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimal mengenai proses perencanana dan pelaksanaan eksperimen yang akan dilakukan,dengan desain itu peneliti dan orang lain dapat memahami bagaimana suatu eksperimen itu disusun dan dilakukan,dan kita dapat mengulangi dan mengevaluasi proses eksperimen tersebut.
     Untuk melihat pentingnya desain eksperimen,dapat kita mengambil sebuah contoh eksperimen yang dilakukan oleh Thom dkk (2000) yang melakukan komparasi terapi psikologi dengan penggunaan benzodiazepine untuk orang yang mengalami pobia yang berhubungan dengan perawatan gigi (dental pobia) untuk melakukan eksperimen tersebut yang disiapkan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut
a.  Berapa kelompok eksperimen yang harus disiapkan dan berapa anggota setiap kelompok?
b.  Darimana diperoleh sampel dan bagaimana membagi sampelnya?
c.  Berapa lama perlakuan itu diberikan?
d.  Siapa yang memberikan terapi,dan bagaimana caranya?
e.  Bagaimana cara menganalisis datanya?
     Pertanyaan-partanyaan demikian selalu muncul pada setiap peneliti yang hendak meneliti dengan desain eksperime.Dari pertanyaan-pertanyaan diatas,maka jelaslah bahwa proses perencanaan serta langkah-langkah pelaksanaan eksperimen perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh.
         Jenis Desain Eksperimen
   Desain eksperimen sangat banyak ragamnya.Secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu desain praeksperimen,eksperimen kuasi,dan eksperimen murni
1.  Praeksperimen
  praeksperimen adalah eksperimen yang dilakukan dengan tanpa melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh .Dalam penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja,tanpa ada kelompok konstrol.
2.  Eksperimen Murni
  Eksperimen murni adalah eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengendalian secara ketat variabel-variabel yang tidak dikehendaki pengaruhnya( yang merupakan sumber invaliditas) terhadap fariabel terikat.Dalam penentuan sampelnya dilakukan randomisasi dan dilakukan dengan mengunakan kelompok kontrol sebagai pembanding kelompok perlakuan.Desain eksperimen murni ini idealnya dilaksanakan dalam suasana laboratorium.
3.  Eksperimen Kuasi
   Desain eksperimen kuasidisebut pula eksperimen semu merupakan desain eksperimen yang pengendaliannya terhadap variabel-variabel non-eksperimen tidak begitu ketat ,dan menentukan sampelnya dilakukan dengan tidak randomisasi biasanya desain eksperimen kuasi ini dilkukan karena desain eksperimen murni tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
    Kegiatan jenis desain tersebut masih terbagi-bagi kedalam beberapa jenis yang akan diuraikan pada bab tersendiri.Pemilihan desain eksperimen dilakukan dengan mempertimbangkan validitas,dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya adalah etik dantersedianya subjek peneliti. 



Wednesday, June 22, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Meningkatkan Validitas Internal"

Artikel Bimbingan Konseling "Meningkatkan Validitas Internal"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


    Suatu eksperimen perlu meningkatkan validitas internal ini.Sebagaimana dikemukakan terdahulu,pencapaian validitas internal ini.sebagaimana dikemukakan terdahulu,pencapaian validitas internal ini dalam eksperimental adalah tuuan utama.Dengan demikian,peneliti mengetahui apakah perlakuan yang diberikan kepada subjek bener-bener mempengaruhi atau tidak mempngaruhi varibel terikat yang sedang dipelajari.cara meningkatkan validitas internal dapat dilakukan dengan hal-hal berikut.
a.   Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara objektif.Randomisasi adalah tehnik yang baik untuk pengelompokan.Jika tidak memungkinkan dilakukan randomisasi (matching) variabel yang berpengaruh,pembatasan variabel sehingga ada homogenitas antar kelompok.
b.  penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel,serta dilakukan dengan produser-produser yang tepat.
c.  Dihindari terjadinnya interaksi 9proses pembelajaran) suatu perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol selama kegiatan penelitian berlangsung
d.  Membuat suasana yang ajeg,khususnya lingkungan eksperimen.
      Validitas eksternal
1. Pengertian
   Validitas eksternal (external validity)merupakan validitas penelitian yang menyangkut pertanyaan:sejauh mana hasil suatu penelitian dapat  digeneralisasikan pada populas.Dengan kata lain,apakah penelitian yang dilakukan itu representatif untuk diterapkan pada kelompok subjek yang berbeda dan dapat menggambarkan kejadian yang sesungguhnya dalm masyarakat.
    dengan demikian validitas eksternal merujuk pada kerepresentatipan vliditas eksternal telah dilaksanakan dan suatu relasi yang ditentukan,untuk populasi apa sajakah relasi yang ditentukan itu dapat digeneralisasikan.bila dalam suatu eksperimen hubungan kausalitasnya telah ditentukan bahwa X secara segnifikan mempengaruhi Y pada suatu kelompok populasi apakah hubungan kausalitas itu berlaku untuk populasi lain yang situasi sosialnya berbada.
   Bracht dan Glass mengemukakan terdapat dua golongan validitas eksternal,yaitu validitas populasi dan validitas ekologi (Ary,1982).kedu jenis validitas ini akan diuraikan secara singkat berikut ini.
a.   Validitas Populasi
     Populas dalam suatu eksperimen dapat dibedakan dua macam,populasi eksperimen dan populasi sasaran.populasi eksperimen berarti populasi yang di akses dan sebagian unit populasinya terpilih sebagai sampel (accessible population).Adapun populasi sasaran merupakan populasi yang jauh lebih besar dan diluar subjek yang diteliti (ultimate population).
b.   Validitas Ekologi
  Validitas ekologi mmerupakan validitas populasi yang berhubungan dengan validitas populasi yang berhubungan dengan generalisasi pada populasi dengan kondisi yang lain.Dengan demikian validitas ekologi ini menanyakan persoalan apakah suatu eksperimen tersebut akan memberi efek yang sama jika dilakukan pada populasi yang memiliki kondisi sosial budaya dan karkteristik persoalannya berbeda.
     Validitas ekologi juga meliputi kesamaan makna pada variabel yang diteliti.Variabel-variabel psikologi sering diberi nilai yang berbeda antara masyarakat satu dan yang lainnya.misalnya,"agresivitas"memiliki arti atau nilai yang berbeda antara masyarakat indonesia masyarakat Eropa.Karena itu kerepresentatipan variabel ini tidak hanya berhubungan dengan tempat,tetapi juga berhubungan denga penerapan suatu variabel pada masyarakat yang berbeda.suatu eksperimental  dipandang memiliki validitas ekologi jika hasil eksperimennya dapat diterapkan pada berbagai populasi dengan karakteristik yang berbeda.

Artikel Bimbingan Konseling "Validitaasn eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Validitas Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
       Sebagaimana dijelaskan pada bagian-bagian terdahulu,perilaku,terutama yang kita tetapkan sebagai variabel terikat,bersifat dinamis.Perubhan-perubhan  terjadi pad variabel terikat ini terjadi karena banyak faktor.Sebagai illustrasi dapat kita ambil sebuah contoh "kemampuan memecahkan masalah bagi remaja"merupakan salah satu perilaku yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantarannya latihan pemecahan masalah,inteligensi,keberanian,dan berat ringannya maslah yang dihadapi.Dalam melakukan eksperimen,berbagai faktor yang memungkinkan turut mempengaruhi variabel yang hendak diamati (variabel terikat)perlu memperoleh peratian dari peneliti.
        Karena banyak variabel yang menpengaruhi variabel yang terikat,maka sangat penting bagi peneliti eksperimen sellu mengajukan pertanyaan berhubungan dengan penelitian,yaitu apakah variabel eksperimental yang diberikan itu benar-benar memberi pengaruh bagi perubahan varibel yang terikat? Atau dengan pertanyaan lain:apakah benar akibat atau perubahan yang terjadi pada variabelterikat (Y) disebabkan oleh perlakuan yang diberikan penelitian,bukan oleh fktor lainnya.
      Jika  benar dan menyakinkan bahwa perilaku yang menjadi variabel terikat itu benar-benar dipengaruhi oleh perlakuan,apakah hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan untuk subjek dan lingkungan lain di luar subjek yang dieksperimen.
      Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencerminkan apa yang disebut sebagai validitas eksperimen.Suatu eksperimen dianggap valid jika variabel perlakuan benar-benar mempengaruhi perilaku yang di amati (variabel terikat) dan akibat-akibat yang terjadi pada variabel terikat bukan karena variabel lain.Eksperimen tersebut itu dapat digeneralisasikan pad populsi lainnya yang berbeda subjek,tempatdan ekologinya.
     sesuai dengan pertanyaan yang dijukan sehubungn dengan hasil suatu eksperimen,maka validitas penelitian terdapat dua macam yaitu:(1) validitas yang berhubungan dengan efek yang ditimbulkan ,biasanya disebut validitas internal (internal validity), dan (2)validitas yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen ,biasannya disebut validitas eksternal (eksternal validity).Kedua jenis validitas ini akan dijelaskan secara singkat pada uraian berikut:
                      Validitas Internal
1. Pengertian
       Validitas intetnal (validitas validity) merupakan validitaspenelitian yang berhubungan dengan pertanyaan:sejauh mana perubahan yang diamati (Y) dalam suatu eksperimen benar-benar hanya terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan(variabel perlakuan) dan bukan karena pengaruh faktor lain (variabel luar).
     Pertanyaan tersebut terjadi karena tenyataan menunjukan bahwa perubahan pada perilaku yang diamati (variabel terikat) tidak secara otomatis disebabkan oleh suatu perlakuan (variabel bebas).Akibat yang terjadi tersebut dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar perlakuan.jika efek yang terjadi pada variabel yang terikat tersebut benar-benar karena faktor perlakuan dan tidak ada faktor luar yang turut mempengaruhi maka eksperiennya memiliki validitas internal.
    Kesimpulan hubungan kualitas dikatakan valid secara internal jika perilaku yang diamati (variabel terikat) secara menyakinkan hanya disebabkan oleh variabel spesifik yaitu variabel bebas yang telah di solasi oleh peneliti.Invaliditas internal terjadi karena jika perubahan atau perbedaan pada kelompok-kelompok yang diteliti disebabkan oleh variabel luar yang tidak menjadi perhatian utamannya.
2. Gangguan Validitas Internal
      Validits internal ini tidak mudah dicapai dengan begitu saja.Terdpat beberapa faktor pengganggu validits ini. Jika faktor-faktor ini tidak dikendalikan dapat menimbulkan invaliditas pada suatu eksperimen.Cook dan campbell (1979) mengemukakan sejumlah pengganggu validitas internal yang perlu diperhatikan:  

Tuesday, June 21, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Antar - Variabel"

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Antar - Variabel"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


 Variabel-variabel pada dasarnya memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.Hubungan antar varibel-variabel itu sangat kompleks karena variabel-variabel itu saling berinteraksi hubung-hubungan tersebut.
  Hubungan antar variabel-variabel dapat bersifat interksi dan determinasi hubungan yang bersifat interaksi adalah hubungan yang menunjukan bahwa sebagian dari suatu variabel menjadi bagian dari variabel lainnya.hubungan yang bersifat interaksi adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara variabel satu dengan variabel lainnya.Adapun hubungan diterminasi adalah hubungan yang menunjukan bahwa gejala satu variabel ditentukan atau disebabkan oleh variabel lainnya.
    Hubungan antar variabel di dalam ekspererimen adalah pola hubungan variabel bebas mempengaruhi variabel terikat(sebagaimana pola C).Namun demikian dalam pola hubungan ini dimungkinkan terdapat variabel-variabel non-eksperimental yang turut berpengaruh terhadap variabel terikat,sehingga perlu dialami  identifikasi dan diketahui oleh peneliti,yang selanjutnya dipertimbangkan ditimbangkan dalam penyusunan desain penelitian dan analisis data.
      Sumber Variabel Non-Eksperimen
 fariabel non-eksperimen yang dapat menimbulkan invidalitas dapat diklasifikasikan dalam empat macam menurut sumbernya yaitu:variabel subjek,variabel lingkungan,variabel pengukuran,dan variabel peneliti.
a.  Variabel subjek,yaituvariabel-variabel non-eksperimenat yang berasal  dalam diri subjek peneliti antara lain:faktor ginetik,pendidikan,pengalaman,dan predisposisi kepribadian.
b.  Variabel lingkungan,keadaan lingkungan baik fisik,biologis,maupun psikologi yang mempengaruhi variabel terikat penelitiaberlngsung,misalnya:cuaca,sinar,kebingsingan,kesibukan,dan suasana nasional.
c.  Variabel pengukuran,yaitu keadaan instrumen dan metode yang digunakan instrumen yang cacat,tidak valid dan reliabel merupakan sumber invaliditas alat ukur
d. Variabel peneliti,ialah faktor subjektifaitas dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti sehingga menimbulkan bias,terutama pada waktu pemilihan sampel dan pengukuran.
    Pengendalian variabel
 Pengendalian variabel merupakan usaha-usaha yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menghilangkan pengaruh variabel-variabel yang tidak dikehendaki yang mungkin turut mempengaruhi variabel terikat(sevilla dkk 1993).
     Dalam suatu eksperimental,variabel-variabel yang perlu dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat adalah variabel non-eksperimental.Pengendalian tersebut bertujuan untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel eksperimen dapat dimiliki.dengan demikian eksperimen yang dilakukan memperoleh hasil yang meyakinkan bahwa efek yang ditimbulkan pada variabel terikat benar-benar karena variabel eksperimental.
    Jika suatu eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh "latihan belajar cara baru"(X)tetap daya serap sisiwa (X) terhadap daya serap siswa (Y) dalam menerima pelajaran di kelas,maka peneliti dapat mengendalikan beberapa variabel yang memungkinkan turut mempengaruhi variabel Y,misalnya lQ,bahan yang di pelajari,dan frekuensi belajar.
   Dalam pengendalian variabel ini,tidak semua variabel non-eksperimen dikendalikan,hanya variabel-variabel yang dianggap penting saja yang dikendalikan ,sedangkan variabel yang tidak mungkin ada hubungannya dengan variabel terikat tidak perlu dikendalikan.Untuk contoh diatas daya serp siswa dalam menerima pelajaran di kelas,adalah sangat tidak mungkin dipengaruhi oleh bentuk dan panjang rambut,warna kulit,tinggi badan,dan selera warna.karena variabel-variabel yang tidak mungkin berpengaruh ini tidak perlu dikendalikan dan dapat kita abaikan.

Artikel Bimbingan Konseling "Variabel Dan Pengendaliannya"

Artikel Bimbingan Konseling "Variabel Dan Pengendaliannya"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


    Pada percakapan sehari-hari,maupun dalam konteks ilmiah kita sering mengemukakan suatu istilah,misalnya;kenakalan,kesehatan inteligensi,kepribadian,kematangan,dan agresivitas.Istilah-istilah tersebut merupakan pengambaran terhadap gejala-gejala tertentu yang cukup kompleks.kita biasanya menyederhanakan gambaran suatu gejala dengan istilah-istilah yang mudah ditangkap dan dimengerti.Istilah-istilahyang digunakan untuk menggambarkan suatu gejala disebut konsep.
    Penggunaan "konsep"akan membantu kita untuk memahami suatu gejala.misalnya,untuk menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak teratur,kotor dan jorok cukup menggunakan konsep "kumah".Penggambaran anak yang suka melakukan tidak pelanggaran hukum sekalipun mengerti akibat-akibat dan tidak peduli dengan penderita orang lain adalah "anak nakal".Banyak konsep yang dapat kita gunakan untuk menjelaskan gejala-gejala yang sangat rumit ,dan kita dapat "memeras'keterangan dan kompleks dengan istilah yang sederhana.
    Konsep yang dibuat dan dihsilkan untuk keperluan ilmiah yang khas dinamakan kostruk(Kerlingger 1995).Inteligensi perilaku propesional,kepribadian,dan agresivitas adalah kontruk yang dikembangkan di psikologi.Istilah-istilah tersebut secara sengaja dikembangkan untuk keperluan ilmiah dan karena itu untuk memberi arti suatu kontruk harus sejalan dengan bidang ilmunya.
   Kita dapat menyebut dan memahami suatu konstruk,tetapi sangat sulit untuk mengukurnya.Dapatlah diambil contoh"cerdas"atau"inteligensi"merupakan sebagian dari hkonstruk.Kita dapat menjelaskan secara panjang lebar tentang "cerdas"tetapi bagaimana mengukur pekerjaan tidak mudah apalagi dengan memberi angka tertentu.
    Suatu konttruk dapat dimengerti segalannya.cemas dapat diketahui dari gemetar,keringat dingin,atau dari kelenjar adrenalinnya.Juga demikian dengan inteligensi yang dapat diketahui dari kecepatan mengatasi masalah,kecermatan,jawaban pertanyaan,atau yang lainnya.Disisi lain "cemas"atau "inteligensi"sendiri tidak diketahui melalui pengamatan..Karena itu menurut coolicon(1945)kontruk itu ada secara hipotesis dan tidak pernah diamati secara langsung.kontruk memiliki pengertian yang konstitutif,yaitu dapat di gantikan dengan istilah-istilh lain yang ada di dalam kamus,misalnya,cemas adalah perasaan takut,inteligensi adalah kecerdasan berfikir seseorang,yang kepribadian adalah sifat-sifat dasar individu.
   Di dalam peelitian suatu konstruk belum dapat diteliti,karena belum memiliki variabelitas,dan sangat sulit mengukurnya.karena itu suatu konstruk perlu dirumuskan menjadi suatu pengertian yang lebih spesifik,terykur,dan memiliki nilai yang kitasebut sebagai variabel.
              variabel
Variabel merupakan konsep yang mempunyai variabilitas.suatu konstur yang bervariabel atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu disebut variabel merupakan simbol yang padanya diberikan nilai atau bilangan.Jenis kelamin dapat kita beri nilai 1 dan 2 yaitu laki-laki dapat diberi nilai 1 sedangkan perempuan nilai 2.nilai suatu variabel setidaknya ada dua,dam variabel dalam bentuk perilaku manusia dapat berniai ratusan misalnya IQ.
    Beberapa contoh koonstruk yang dikembangkan menjadi sebuah variabel,misalnya"kenakalan"menjadi tingkat pelanggaran  tata tertib sekolah,inteligensi menjadi "IQ"agresivitas menjadi"frekuensi penyerangan",kepribadian menjadi tipe kepribadian.jadi variabel itu merupakan konstruk yang memiliki variabelitas,dan dapt teramati secara langsung sehingga menjadi terukur.
      

Monday, June 20, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Populasi dan Sampel"

Artikel Bimbingan Konseling "Populasi dan Sampel"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


Populasi
        Populasi merupakan  keseluruhanindividu atau subjek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama.Karakteristik yang dimaksud dapat berupa usia,jenis kelamin,tigkat pendidikan,wilayah tempat tinggal,dan seterusnya.Subjek yang diteliti dapat merupakan kelompok penduduk di suatu desa,sekolah atau yang menempati wilayah tertentu.
    
  Suatu penelitian termasuk,eksperimen,perlu menetapkan target populasinya.Peneliti dapat menentukan target populasi sebelum penelitian dilakukan,misalnya sekelompok remaja yang ada disekolah,pasien penderita gangguan mental di rumah sakitatau yang rawat jalan ,atau ibu-ibu rumah tangga pada suatu tempat.target populasi ini sangat penting untuk menetapkan dalam lingkungan apa suatu penelitian itu akan diterapkan .
    Populasi sering kali memiliki variasi atau sebaran yang sangat luas.Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populsi yang relatif homogen.Homogenitas populasi ini sangat berguna bagi kemudahan dalam pengmbilan sampel dan intervesi (perlakuan) yang hendak diberikan .
  Sebelum penelitian dilakukan,penelitian harus mengetahui sebaran dan ciri-ciri populasinya,apakah populasinya tersebut  secara homogen atau heterogen.Tentunya,omogenitas populasi ini adalah hal yang sangat berguna dalam penelitian maka sangat membantu peningkatan faliditas penelitian.
    sebelum penelitian dilakukan penelitian harus mengetahui sebaran  dan ciri-ciri populasinya,apakah populasinya tersebut secara homogen atau heterogen.Tentunya hpmogenitas populasi ini adalah yang sangat di utamakan dalam penelitian maksimal maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian.
       Homogenitas subjek penelitian dapat dicaapai dengan membatasi ciri-ciri populasinya,yang diantaranya adalah sebagai berikut.
a.  Aspek tempart /geografis merupakan wilayah atau tempat subjek penelitian tempat tinggal(propinsi,kabupaten,sekolah)
b   Aspek subjek sendiri,seperti jenis kelamin,umur,rasial,pendidikan,krepribadian,sejarah kehidupan,dan inteligensi
c.   Aspeksosial,yang mencakup,kelas sosial,keluarga dan lingkungan sosial.

Jika keadaan provinsi ditegskan ciri-cirinya misalnya untuk melakukan eksperimen menguragi kecemasan populasinya adalah subjek-subjek yang ada pada suatu sekolah dasar,kelas 4 dan kelas 5,anak-anak wanita yang mengalami kecemasan tampill di depan kelas.dengan pembatasan ciri populasinya ini berarti penelitian sekaligus melakukan kontrol secara langsung kepada subjek yang diteliti dan populasinya relatif lebih himogen.
 
Sampel Penelitan
      Penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel,yaitu sebagai populasi.subjek peneliti yang menjadi sampel seharusnya representatif populasinya.jika,tidak subjek pada populasi diteliti semua,culup diwakili oleh sebagai subjek
  Pengunaan sampel dalam penelitian eksperimen akan sangat membantu peneliti khususnya dalam prinsip efesiensi artinya dengan meneliti sedikit subjek hasilnya di harapka dapat digunakan untuk menggambarkan seluruh populasi karena itu syarat dalam pengambilan smapel ini adalah sampel yang representatip populasinya.

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Kausalitas"

Artikel Bimbingan Konseling "Hubungan Kausalitas"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

     Diantra tujuan suatu penelitian adalah suatu pengetahuan untuk mengetahui peristiwa apa yang terjadi dan seberapa banyak persentase terjadinya gejala itu.Misalnya,jika hendak meneliti perilaku "agresif"pada anak,kita dapat mengobserfasi dan mengukur berapa banyak perilaku tersebut dimunculka setiap anak pada kurun waktu tertentu di suatu sekolah.Dengan penelitian tersebut kita dapat mengetahui frekuensi gejala perilaku  agrresip pada subjek yanng diamati.
      Mungkin kita merasa tidak puas kalau hanya mengetahui bagaimana relasi antara satu gejala dengan gejala lain.Kita merasa perlu mengetahui bagaimana relasi antara satu gejala dengan gejala lain.untuk contoh penelitian perilaaku agresip pada anak  kita dapat mengmpelajari hubungan agresivitas pada anak itu dengan variabel lainnya,seperti;jenis kelamin,usia anak,dan perilaku keluarganya.Penelitian relasi memberikan pengertian kepada kita bahwa suatu gejala berhubungan dengan gejala lain.Dalam banyak penelitian misalnya,memberikan pengertian kepada kita bahwa suatu gejala berhubungan dengan gejala lain.dalam banyak penelitian misalnya,memberikan penjelasan bahwa perilaku agresif berhubungan dengan jenis kelamin,yaitu bahwa anak laki-laki lebih agresif dibandingkan wanita.kitapun dapatmempelajari berbagai gejala dengan gejala lainnya.penelitian elasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian deskriptif sebagaimana yang di kemukakan pada contoh diatas yang hanya menguraikan frekensi suatu gejala.sementara itupenelitian relasi dapat menghubungkan suatu fariabel dengan variabel lainnya.
        Untuk mengetahui sifat hubungan suatu fariabel dengan fariabel lain tidaklah mudah,karena gejala-gejala alam apalagi gejala psikologis ,tampaknya memiliki hubungan suatu dengan lainnya tetapi tidak jelas polanya.Misalnya hubungan antara barat preestasi 'belajar,hubungan semangat kerja dengan kepuasan kerja.variabel-variabel tersebut terdapat hubungan,tetapi pola hubungan apa yang ada,tidak denga mudah kita tentukan.
    Hubungan-hubungan antara variabel tersebut sebenarnya dapat kita sederhanakan dalam pola-pola tertentu berdasarkan munculnya satu gejala atas gejala yang lain.Pada bagian berikut akan diuraikan secara singkat pola-pola hubungan antara gejala,yang selanjutnya akan kita pelajari hukum-hukum yang dapat dijadikan sebagai acuan di dalam pembuatan hipotennsis dan kesimpulan pada variabel-variabel yang memiliki hubungan kausalitas.
      Pola Hubungan Antara-Gejala
  Pola suatu hubungan gejala satu dengan gejala lainnya dapat kita kelompokan menjadi empat pola,yaitu;necessity contion,suffi.cient contion,sufficient end necessity contion,dan causative contion(Libert dan Liebrt,1995).Keempat pola hubungan ini akan dijelaskan secara singkat.
1. Necessity Contion
  Adalah kondisi yang harus ada sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu dengan kata lain;X merupakan kondisi yang harus ada(necessity) sekalipun tidak cukup untuk terjadinya Y.misalnya,alat tulis adalah harus ada(necessity)tetapi tidak cukup untuk mentusun buku;pemilikan senjata yang terisi peluru merupakan ke harusan tetapi tidak cukup untuk menembak.
2.  Sufficient Contion
Merupakan kondisi yang cukup memadai untuk menimbulkan kejadian tertentu,namun memunculkan kejadian itu tidak mengharuskan adanya kondisi tertentu.Kemunculan itu tidak mengharuskan adanya kondisi tersebut kemunculan kejadian tersebut dapat pula di timbulkan oleh kondisi lain dengan kata lain,X merupakan suatu dari beberapa sebab yang secara independen menghasilkan Y.
3.  Sufficient and Necessity Contion
Merupakan kondisi yang cukup memadai yang harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu.Kejdian X merupakan penyebab timbulnya Y,dan Y terjadi jika ada kejadian X.Misalnya ketidaknormalan genetik yang spesifik seperti trysomi merupakan hubungan sufficient dan nesessity untuk menghasikan atau mengakibatkan sindroma Down.Jadi trysomi merupakan satu-satunya sebab terjadinya sindroma Down (Cloninger,dkk,,,1975)
4.   Causative Condition
 Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak bersifat necessity maupun sufficient,tetapi suatu unsur memberi konstribusi bagi munculnya kejadian tertentu.Misalnya perilaku anak merokok dalam penelitian yang dilakukan chassin,dkk(1998) hubungan dengan beberapa faktor,diantaranya orang tua merokok,teman sebayanya juga merokok konsistensi penerapan disiplin oleh orang tua dan usia anak.

Sunday, June 19, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Keunggulan dan Keterbatasan Eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Keunggulan dan Keterbatasan Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

  
Penelitian eksperimen,khususnya dalam bidang psikologi terhadap keunggulan jika di bandingkan dengan penelitian lainnya.
     Keunggulan pertama,eksperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-variabel ekstra yang tidak berhubungan dengan variabel yang sedang di amati.kita memahami bahwa terbentuknya suatu perilaku terutama pada manusia sangatlah komplekdan bersifat multifaktoral.Dengan eksperimen kita berusha mengamati pembentukan suatu prilaku terutama yang memberikan suatuprilaku terutama pada manusia sangatlah kompleksdan bersifat multifaktor.dengan eksperimen kita berusaha mengamatipem pentukan suatu stimulus yaitu variabel bebas dan mengendalikan berbagai variabel-variabel yang kita tidak harapkan ikut serta mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku.Karena itulah,dari segi pengendalian variabel,penelitian eksperimen memiliki keunggulan di bandingkan dengan penelitian lainnya.
     Keunggulan kedua,penelitian eksperimen memiliki efesiensi yang tinggi.Penelitian eksperimen dapat dilakukan pada populasi yang terbatas,sehingga tidak membutuhkan banyak subjek untuk terlibat dalam proses eksperimen.Suatu eksperimen yang di ketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan yang tidak terlalu basar,sehingga meringankan kerja eksperimen.Hal ini berbeda dengan penelitian survai yang seringkali membutuhkan sampel dalam jumlah besar.
   sekalipun eksperimen memiliki sejumlah keunggulan di bandingkan dengan jenis penelitian lainnya,sejumlah kritik juga sebegai keterbatasan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut;
1.  Hasil penelitian eksperimen (khususnya labotarium)dipandang tidak selalu sejalan dengan keadaan dilapang .karena terdapat sejumlah variabel yang dapat dikendalikan.kenyatanya,dalam kehidupan yang nyata  perilaku manusia sangatlah komplek ,yang tidak mungkin hanya diamati dari aspek-aspek variabel yang sangat sederhana.Penelitian eksperimen selalu menyederhanakan "permasalahan"perilaku manusia,yang sebenarnya terdapatproses mental yang sangat kompleks itu diteliti secara sederhana 
2.  Metologi eksperimen diadopsi dari logika positivismedan ilmu alamiah yang diterapkan pada ilmu perilaku.Menurut humanisme,terdapat paradigma yang berbeda antara konisi alam dengan prilaku manusia sehingga metode mempelajarinya juga berbeda.dipandang tidak tepat mempelajari manusia dengan menggunakanprinsip-prinsip alami.
3.  Beberapa variabel secara moral atau hukum tidak dapat dimanipulasi,misalnya manipulasi dalam bantuk menghilangkan interaksi sosial secara permanen,merangsang  timbulnya perilaku seksual.Contoh-contoh tersebut secara moral tidak di banarkan dilakukan eksperimen.
4.   Sekalipun seara moral atau legal,dapat di lakukan secara ekonomi atau tehnik pengetahuan tidak memiliki sumber yang memadai.Misalnya efek pemilikan mobil baru pada minat membaca iklan mobil.Tidak mungkin peneliti psikologi melakukan random kepada sejumlah subjek dan memberi mobil baru untuk peneliti.
5.    Tidak mungkin mengunakan ukuran absolut dari skor pada ukuran variabel terikat dalam eksperimen untuk mengambarkan  kesimpulan tentang bagaimana variabel-ariabel ini dapat kita terapkanpada situasi lain,ada kesulitan untuk melakukan generasisasi terhadap situasi lain secara pasti dari hasil suatu eksperimen

Artikel Bimbingab Konseling "Tujuan Eksperimen"

Artikel Bimbingab Konseling "Tujuan Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
  Sama halnyadengan semua jenis penelitian,penelitian eksperimen ini diharapkandapat menghasilkan sebuah teori baru danmengubah teori-teori yang telah usang.Banyak di jumpaiteori-teori yang di kembangkan berdasarkan eksperimen.Contoh yang sangat populer adalah teori perilaku belajar konsekwensi dan modifikasi perilaku yang di kembangkan ahli-ahli behaviorisme.Terjadinya prilaku operant pada binatang maupun manusia yang sekarang banyak di kembangkan dalam model-model pembelajaran,di kembangkan dari penelitian pada tikus oleh skinner,dan cara berkelanjutan dilakukan eksperimen baik pada binatang maupun manusia oleh ahli-ahli lain.
    Eksperimen dilakukan oleh menguji hipotensis untuk menemukan hubungan atau kualitas antara variabel-variabel yang sedang dipelajari.Jika suatu eksperimen menemukan hubungan sebab akibat yang berbeda dengan teori sebelum maka hasil eksperimen tersebut dapat memperbaikiteori terdahulu dengan demikian tidak selalu hasil suatu eksperimen menghasilkan temukan yang sama dengan teori-teori sebelum dan temuan-temuan mutakhir suatu eksperimen akan memperkaya perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang di pelajari.
    Secara umum tujuan penelitian eksperimen adalah;(1)menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat antara perlakuan dengan efeknya;(2)memprediksi efek suatu perlakuan pada variabel yang di amati;dan(3)mempelajari beberapa besar hubungan sebab akibat tersebut.Jika variabel-variabel yang dieksperimen memiliki hubungan yang bararti ,maka suatu perlakuan pada eksperimen tersebut bersifat"sufficient"yaitu suatu hubungan yang menunjukan bahwa variabel perlakuan cukup memadai bagi terjadinya akibat atau perubahan pada variabel yang di pelajari.
         Eksperimen labotarium Dan Eksperimen Lapangan
  Eksperimen ada yang diselenggarakan dilabotarium dan di luar labotarium banyak di lakukan untuk mengamati akibat suatu perlakuan denagan mengendalian variabel-variabel yang tidak dikehendaki secara ketat.sesuai dengan sifatnya,maka eksperimen labotarium ini suasanya bersifat artifisial,yaitu di buat sebagaimana yang di kehendaki oleh peneliti.
      Seringkali Eksperimen labotarium yang di selenggarakan di babotarium dilakukan untuk mengamati prilaku anank.Diantara ahli yang melakukan eksperimen labotarium adalah Ainworth (1989)yang meneliti prilaku lekat pada anak.Dia mempelajari reaksi anak jika diberikan situasi yang berbeda,yaitu ketika anak bersama ibu/pengasuhnya,sendirian,bersama orang lain,dan ketika anak bersama pengasuh dan orang asing.Berdasarkan eksperimen dapat diketahui bahwa anak mempelajari reaksi yang berbeda padasituasi berbeda.Reaksi-reaksi ini berhubungan dengan kelekatan anak dengan orang tuanya.
         Berdasarkan dengan eksperimen di labotarium eksperimen lapangan ini lebih longgar pengendalian variabel-variabelnya.Hanya saja karena suasananya lebih alamiah,maka hasil eksperimen lebih mencerminkan keadaan nyata di masyarakat.Penelitian semacam ini dilakukan Ganter dkk pada 1982 kepada 79 pegawai pemerintah yang dipilih secara ramdon pada kelompok perlakuan dan kontrol.mereka diberi perlakuan sejulah latihan manajemen stress,setelah trainingberakhir di lakukan pengukuran.Hasilnya,kelompok perlakukan menunjukan relatif lebih rendah dalam hal sekresi adneralin depresi,dan kecemasanya dibandingkan kelompok kontro(coolican,1994)
     Perbandingan eksperimen dengan yang lain
1.Penelitian eksperimen menggunakan manipulasi yang dilakukan penelitian sedangkan pada penelitian observasional tidak ada manipulsi terhadp variabel yang di pelajari dengan menggunakan data yang telah terjadi secara alamiah 
2.Penelitian  eksperimen melakikan kontrol(diharapkan secara ketat) terhadap variabel-variabel yang tidak di kehendaki
3.Penelitian eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibbat yang bersifat pola hubungan kualitas.

Saturday, June 18, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Pengertian Eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Pengertian Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 

HUBUNGI KAMI DI 081222940294



Utuk memudahan di dalam memahami pengertian eksperimen perlu di kemukakan sebuah illustrasi pengertian eksperimen yang di lakukan oleh Harlow (1964) yang meneliti efek suatu perlakuan terhadap prilaku kera.
     Harlow berhipotesis bahwa orang tua,pengasuh,orang tua penganti dapat menjadi sumber rasa aman bagi anak jika hipotesis ini dia membuat dua macam "induk kera"dari bomneka yang besarnya sama tetapi bentuknya berbeda yang satu di buat "induk"yang menggunakan baju ber bulumendekati bentuk kera.yang lain di buat induk dari kawat tanpa bajuuntuk memunculkan situasi yang menakutkan bagi anak kera ,juga di buatkan boneka beruang yang dapat bergerak.
     Bagaimana respon anak kera (yang masih sangat muda) jika dihadirkan biatang berbahaya sang beruang anak kera mendekap"induknya"yang ada di sekitarnya.Hanya saja frekuensi mendekat dan mendekap induk yang berbaju dan yang berkawat berbeda yaitu anak kera lebih banyak mendekap pada induk yang berbaju.
    Penelitian tersebut menunjukan bahwa eksperimen menekankan pada perlakuan langsung oleh peneliti contohnya adalah (1)memberikan kondisi yang menakutkan dan(2)dua macam "induk kera"perlakuan secara sengaja di lakukan dan direncanakan ooleh peneliti.
   Tujuan dalam eksperimen adalah mengamati akibat yang di imbulkan dan perlakuan.Pada contoh tersebut tujuanya adalah untuk mempelajari prilaku apa yang ditunjukan oleh peneliti.
Di dalam eksperimen yang di lakukan Harlow,di lakukan kegiatan pengendalian terdapat situasinya dengan jalan mengawasi proses perlakuanya,daan melakukan pebandingan reaksi kera saat ada perlakuan (kondisi yng menakutkan)dan da perlakuan (tidak ada kondisi yang menakutkan membandingkan anak kerakepada kedu "induknya"berbeda.dengan pengendalian ini benar-banar di pahamibahwa perilaku kera tertentu itu terjadi karena perlakuan,bukan karena kebetulan atau faktor lainya di luar perlakuan.
  Eksperimen-eksperimen pada binatang atau masusia individu atau kelompok pada dasarnya memiliki prinsip yang sama,sekaipun ad perbedaan dalamdesainya.dari berbagai pengertian yang di kemukakan oleh banyak ahli dapatlah di kemukakan bahwa eksperimen merupakan penelitian yang di kembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab akibat yang di lakukan dengan memberokan perilakuan oleh peneliti pada subjek penelitian untuk kemudian di pelajari diobserfasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel yang tidak di kehendaki.
     Ciri penelitian eksperimen
(1)Manipulasi yang secara sengaja di lakukan peneliti.
(2)Memanitor akibat(efek) yang di timbulkan dari suatu manipulasi 
(3)pengendalian pengaruh fafiabel yang tidak di kehendaki 
       Ketiga ciri ini tidak dapat di tinggalkan suatu eksperimen di bandingkan dengan penelitian lain yang tidak pernah memberikan suatu perlakuan khusus kepada objek/subjek yang teliti

Friday, June 17, 2016

Artikel Bimbingan Konseling "Metode Ilmiah Dan Eksperimen"

Artikel Bimbingan Konseling "Metode Ilmiah Dan Eksperimen"
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294



Kita menghadapi banyk msalah,baik menyangkut alam sekitar,orang lain,maupun diri kita sendiri.Sebagian masalah yang dapat di kemukakan disini  misalnya;Mengapa manusia harus hidup berdampingan satu sam lain?mengapa remaja dan orang dewasa banyak konflik?mengapa manusia bekerja dan mencari uang meskipun sudah cukup?masalah-masalah manusia itu dapat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ataupun tidak,menyangkut orang banyak ataupun dirinya sendiri.
    Orang terus mencari jawaban atas berbagai masalahnya.Beberapa jawaban atas masalah itu dapat mencapai kebenaran sebagian lagi belum memperoleh kebenaran.berbagai pendekatan di gunakan manusia dalam mengatasi masalahnya sejalan dengan persepsi dan pemahamanya atas masalah yang di hadapi.Sebagian pihak menggunakan pendekatan agama untuk jawaban masalahnya sebagian berdasarkan atas pengalaman orang-orang terdahulu,sebagian diri dari pengalaman langsung atau intuisi.Tidak semua pertanyaan dapat di jawab secara memuaskan.dan masih banyak bagi masalah yang dapat diperdebat.secara lebih banyak lagi pertanyaan yang belum yang di ketahui jawabanya.
       Peelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran di dalam pertanyaan-pertanyaantersebut.Orang merasa perlu memperoleh jawaban yang lebih tepat atau berbagai masalah maka,dilakukanlah penyelidikan atas masalah-masalah yang di alami nya.harapan adalah mengharapkan kesimpulanyang akurat yang sesuai dengan realitasnya.Masala-masalah yang kita hadapi mendorong dilakukan berbaagai penelitian untuk memperoleh jawaban hasil penelitian-penelitian selanjutnya informasi menjadi ilmu pengetahuan.karena itu penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli sejak dahulu sudah menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dengan berbagai cabangnya.Ilmu pengetahuan tersebut sebagai cabangnya ilmu pengetahuan sebagai jwaban atas sebagai masalah yang di alami manusia.sekarang ini mengetahui telah berkembang tanpa henti.Namun demikian,,,tidak  berarti bahewamasalah manusia itu makin sedikit.masalah yang kita hadapi terus ada dan kita berkewajiban uuntuk terus mencri jawabannya.
      masalah-masalah yang kita hadapi sebenarnya sangat beragam.Dari berbagai masalah yang ada,secara sederhan daapat di informasi dalam bentuk pertanyaan(1.)apa sesuatu itu(2)berapa banyak hal tersebut terjadi(3)bagaimana hubungan sesuatu gejala dengan gejala lainnya,atas bawah kondisi apa yang terjadisesuatu gejala itu(4)bagaimana kibatnya atau apa yang akan terjadi jika ada suatu kondisi.Pola-pola pernyataan tersebut menjadi bahan dasar jika kita hendak melakukan suatu penelitian.
       jenis penelitian
1. Penelitian pustaka
     Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menggunakan penelitian yang menggunakan pustaka sebagai sumber data.Pustaka yang dimaksud diantaranya catatan-catatan seseorang,riwayat hidup,surat-surat tertulis,atau infor masi lainnya yang memungkinkan dapat mengungkap prilaku atau kondisi psikologi seseorang.
      salah satu contoh penelitian pustaka adalah penelitian analisis isi,yaitu penelitian mengenai suatu teks untuk menggambarkan gejala tertentu.Allport telah memberikan contoh yang sangat berharga dengan melakukan penelitian dengan metode analisis ini dibidang psikologi.Dia meneliti 301 surat Jenny gove Masterson kepada Ross.Mereka berdua adalah seorang ibu dan anaknya yang berpisah dalam waktu yang cukup lama.Jenny tiggal di prancis sedangkan Ross  belajar di Amerika.(Monte,1995).Dalam penelitian tersebut Allport menganalisis surat-surat kepribadian>Selanjutnya Allport merangkum sifat-sifat Jenny itu dari 198 menjadi sembilan sifat kepribadian yang khas.hasil analisis surat Jenny tersebut di publikasikan pada 1965.
        model penalitian ini pada prinsipnya dapat dapat di gunakan untuk menyusun krangka teori tertentu sebagaimana yang dilakukan Aallport dalam mengontruksi sifat-sifat kepribadian seseorang.
  Untuk kepribadian pustaka yang lain adalah menganalisis atau menelaah karya-karya yang telah di publikasikan di jurnal-jurnal ilmiah yang di sebut penelitian meta-analisis,contoh penelitian meta-analisis adalah penelitian yanng dilakukanoleh Baker,dkk(1984) tentang efektrategi refensi primer dalam penelitian ini Baker mengumpulkan dan menganalisis 40 hasil penelitian terhadap barbagai hasil penelitian yang berhubungan dengan upaya-upaya prevensi primer.program-progran revensi pada berbagai kelompok subjek.Program refensi yang di teliti antaranya adalah systematic human relations training,decision making skills traiing,life skill for mental health dan moral education. 

Thursday, June 16, 2016

Perkembangan Individu Di Konteks Belajar

Perkembangan Individu Di Konteks Belajar 
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

             A.    Pengertian Perkembangan Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih  baik. Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedang perkembangan berkenaan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah. Pertumbuhan menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedang perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedang perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.[1] Menurut Mc. Leod dalam Syah ( 2004 ), menjelaskan perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Dalam Dictionary of psychology, perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisma lainnya. Jadi perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinabungan. Yang dimaksud dengan sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisma ( fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Seperti kemampuan berjalan anak-anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam( meluas ) baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Misalnya terjadi perubahan proporsi dan ukuran fisik anak dari pendek menjadi tinggi, kecil menjadi besar, dan perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks, seperti mulai mengenal abjad dan angka hingga mampu membaca dan berhitung. Kontiniu atau berkesinambungan berarti, perubahan pada bagian atau fungsi organisma itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat- loncat. Misalnya untuk mampu berjalan seorang anak harus terlebih dahulu bisa duduk dan merangkak. 
          
 B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Dalam berbagai literatur-literatur yang menjelaskan tentang perkembangan, bahwa masalah hereditas dan lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan manusia. Salisu Shehu dalam Aliah ( 2006 ), menyebutkan bahwa bukan hanya faktor hereditas dan lingkungan saja yang penting dalam mempengaruhi perkembangan manusia, tetapi dalam perspektif Islam, bahwa faktor ketentuan Allah SWT merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan. Faktor hereditas dan faktor lingkungan sebagai dua faktor yang mempengaruhi perkembangan, telah banyak dijelaskan dalam Islam seperti: Bahwa seorang yahudi bertanya kepada nabi Muhammad saw tentang penentuan jenis kelamin bagaimana terjadinya? Nabi menjawab sebagai berikut: ”Sperma pria adalah putih dan sel telur perempuan kekuning-kuningan. Jika mereka bertemu ( terjadi pembuahan ) dan sperma pria mengungguli sel telur perempuan, hasilnya akan menjadi jenis kelamin laki-laki dengan seizing Allah, dan jika sel telur perempuan menggungguli sel sperma pria hasilnya akan menjadi perempuan dengan seizing Allah”( HR.Bukhari ) “persamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang minyak kasturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak kasturi mungkin akan memberinya padamu, atau engkau membeli padanya, atau setidaknya engkau dapat memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin akan mempuat pakaianmu terbakar atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya” ( HR. Bukhari ).\ Jadi, Islam memandang manusia sebagai makhluk Allah yang harus diatur, dijaga, dikontrol dan diarahkan oleh kekuatan dan kehendak yang maha kuasa, yang tidak terbatas. 

PERKEMBANGAN BAGI INDIVIDU

PERKEMBANGAN BAGI INDIVIDU
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

A. Perkembangan Manusia

Berikut ini akan diuraikan secara umum perkembangan manusia dari dalam kandungan sampai usia tua.

  1. Periode dalam kandungan ( prenatal )
Periode ini sangat penting karena selama dalam kandungan terjadi pembentukan wujud manusia yang akibat-akibatnya terus berpengaruh sepanjang hidup.

  1. Periode Bayi
Periode ini mencakup beberapa periode perkembangan yang pendek. Pertama adalah infancy ( orok ) yaitu selama dua minggu sejak bayi lahir. Dalam masa ini terjadi dua fase yang amat berbeda. Dalam waktu lebih kurang 30 menit setelah bayi lahir, dia tidak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia masih merasa bersatu dan bergantung 100% pada ibunya. Fase ini disebut partunatal. Pada saat plasenta dipotong, bayi otomatis berdiri sendiri sebagai individu dan mempunyai sedikit kebebasan di banding saat-saat sebelumnya. Inilah yang disebut fase neonatal.
Periode selanjutnya adalah babyhood (bayi). Inilah masa pembentukan dasar-dasar kepribadian individu. Periode bayi berlansung selama dua tahun sejak masa jabang bayi. Periode ini adalah usia terjadinya perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat, sekaligus semakin berkurangnya ketegantungannya anak pada ibunya dan awal munculnya individualitas. Pada usia – usia awal ini individu belajar mengenal orang lain di luar dirinya dan ibunya dan harus menyesuaikan diri denagn berbagai tuntutan lingkungan ( sosialisasi ).

  1. Periode kanak-kanak awal ( Early Childhood )
Periode ini diitung sejak anak sudah berusia dua tahun sampai berusia enam tahun. Orang tua sering menganggap periode ini sebagai masa-masa yang sulit. Anak menjadi luar biasa nakalnya, suka membantah orangtua dan banyak bertanya. Ini terjadi karena anak sudah mulai mengkoordinasikan tubuhnya dan lebih mengenal lingungannya dan merasa lebih mandiri. Ia mulai sadar bahwa sampai tahap tertentu ia bisa mengatasi lingkungannya tanpa bantuan orang lain.

  1. Periode Kanak-Kanak Akhir ( Late Childhood )
Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai organ – organ seksualnya masak. Kemasakan seksual itu sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda. Tetapi pada umumnya dapat diambil patokan 12-13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk laki-laki.

  1. Periode Pubertas ( Akhir Balihg )
Hurlock mengatakan bahwa “ puberty is the period in the developmental span when the child changes from an asexual to a sexual being”. Remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, ketika anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Apa artinya ?
Masa pebertas ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi sehingga secara fisik-biologis remaja sudah siap beranak-pinak. Kemasakan organ-organ seksual ini juga mengubah pola sosialisasi anak.
  1. Periode Remaja ( Adolescence )
Periode remaja adalah masa transisi dalam periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam pembentukan kepribadian individu.
Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi ; periode remaja awal ( early adolescence ), yaitu berkisar antara umur 13 sampai 17 tahun ; dan periode remaja akhir., yaitu 17 sampai 18 tahun ( atau umur deewasa menurut hokum yang berlaku di suatu Negara ).
Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode- periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap.

  1. Periode Dewasa Awal ( Early Adulthood )
Secara umum berkisar antara usia 18 – 40 tahun. Bila masa-masa sebelumnya dapat dianggap sebagai umur – umur pembentukan ( formative years ), maka periode dewasa secara umum adalah umur – umur pemantapan diri terhadap pola hidup baru ( berkeluarga ). Mereka mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius, dan cita – citanya menjadi lebih realistis. Sikap-sikap dan nilai-nilai remaja yang kadang-kadang extreme mulai dikaji kembali dengan tenang, pengaruh teman sebaya banyak berkurang sehingga ia bisa berpikir dan memutuskan berdasarkan kehendak sendiri.

  1. Periode Dewasa Madya ( Middle Adulthood / Middle Age )
Pada umumnya dihitung sejak usia 40 tahun sampai 60 tahun. Kehidupan mereka pada umumnya sudah mapan, berkeluarga dan memiliki ( beberapa ) anak. Meskipun demikian, para ahli nampaknya sependapat bahwa bagi laki – laki dan wanita karir, periode ini adalah masa puncak keberhasilan.
Periode tengah umur merupakan masa untuk melihat kembali ke masa lampau. Setelah semua keberhasilan diperoleh, logislah bahwa mereka mengevaluasi kembali keberhasilan – keberhasilan itu berdasarkan aspirasi-aspirasi dan harapan-harapan mereka serta orang lain di sekitar mereka di masa lalu.

  1. Periode Usia Lanjut ( Late adulthood / Old Age )
Usia lanjut merupakan periode terakhir dalam hidup manusia, yaitu umur 60 tahun ke atas. Masa ini adalah saat untuk mensyukuri segala sesuatu yang sudah ia capai di masa lalu. Pada saat ini keadaan fisiknya sudah jauh menurun, bahkan ia mungkin juga sudah pansiun. Oleh karena itu, berbagai masalah juga harus mereka hadapi sendiri.

A. Tugas Perkembangan
Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.
Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”..
"Sebuah tugas perkembangan adalah tugas yang timbul pada atausekitar periode tertentu dalam kehidupan pencapaiankeberhasilanindividu yang mengarah pada kebahagiaan dan keberhasilan dengan tugas kemudian, sedangkan kegagalan menyebabkan ketidak bahagiaan dalam ketidak setujuanindividu dengan masyarakat,kesulitan dengan tugas nanti ".

B. Faktor Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: (1) kematangan fisik;  (2) tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan  (4) norma-norma agama.

C. Tugas Perkembangan dari setiap fase
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap fase menurut  Havighurst.
1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)
  • Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
  • Belajar memakan makan padat.
  • Belajar berbicara.
  • Belajar buang air kecil dan buang air besar.
  • Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
  • Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
  • Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
  • Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
  • Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.