Thursday, June 16, 2016

Psikologi Perkembangan Individu

Psikologi Perkembangan Individu
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Pengertian Perkembangan
Progresif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar)


Berkesinambungan : perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh: untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Ciri Perkembangan
Terjadinya perubahan fisik (berat dan tinggi badan) dan psikis (berbicara dan berfikir). 
Terjadinya perubahan proporsi fisik (proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis). 
Lenyapnya tanda-tanda yang lama pada fisik ( rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal) dan psikis (lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif). 
Diperolehnya tanda-tanda baru pada fisik  (pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua) dan psikis (berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama). 
Prinsip Perkembangan
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 
Semua aspek perkembangan saling berhubungan. 
Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. 
Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 
Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan. 
Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu (Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan); Struktur mendahului fungsi; diferensiasi ke integrasi; dari konkret ke abstrak; Dari egosentris ke perspektivisme; dari outer control ke inner control.  
Tahapan Perkembangan
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua
Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya. 
Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui pancainderanya. Pada masa ini pancaindera masih sangat peka. 
Tahapan Perkembangan
Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi. 
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional. 
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri. 
Membandingkan dirinya dengan anak yang lain. 
Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. 
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. 
Tahapan Perkembangan
Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. 
Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar. 
Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus. 
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya. 
Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. 
Tahapan Perkembangan
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial, 
masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja. 
masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa. 
Tahapan Perkembangan
Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) adalah :
Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan. 
Belajar memakan makanan padat. 
Belajar berbicara. 
Belajar buang air kecil dan buang air besar. 
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. 
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. 
Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam. 
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. 
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati. 

Definisi Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli

Definisi Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli – Untuk menjalankan profesinya sebagai pendidik khususnya seorang guru sangat memerlukan banyak pengetahuan dan ketrampilan yang memadai sesuai tuntutan dan kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan yang diperlukan seorang guru juga calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru yang sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan psikologi terapan itulah psikologi pendidikan ini disusun. Disini akan dijelaskan pengertian psikologi pendidikan itu sendiri dan ruang lingkupnya.

Psikologi Pendidikan


Psikologi atau biasa disebut dengan ilmu jiwa berasal dari kata bahasa inggris psycology yang merupakan dua akar kata dari bahasa greek (Yunani) yakni psyche artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara bahasa psikologi berarti ilmu jiwa. Pendidikan berasal dari kata “didik” yang jika mendapat awalan “me” berati “mendidik” yang artinya memberikan pelatihan atau memelihara.
Dalam memelihara pasti diperlukan tuntunan, ajaran, mengenai sikap, akhlak dan binaaan kecerdasan pikiran. Pengertian pendidikan menurut KBBI adalah suatu proses pengubahan sikap, akhlak dan perilaku individu atau kelompok orang dalam upaya mendewasakan melalui pelatihan dan pengajaran. Jadi, psikologi pendidikan adalah ilmu yang menjelaskan tentang kegiatan individu dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam suatu proses pendidikan. Psikologi pendidikan sangat berkaitan dengan bagaimana siswa itu belajar dan berkembang.

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli


Adapun pengertian psikologi menurut beberapa ahli antara lain:
♦ Menurut Muhibin Syah, psikologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu dari bidang psikologi yang menyelidiki masalah psikologi anak yang terjadi dalam dunia pendidikan.
 Menurut Bruno pengertian psikologi terbagi dalam tiga bagian yang pada hakikatnya saling berhubungan satu sama lain.
  • Psikologi ialah Pendidikan (studi) mengenai “ruh”.
  • Psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental.
  • Psikologi ialah ilmu pengetahuan berkenaan dengan tingkah laku organisme.
♦ Alice Crow mengatakan psikologi pendidikan adalah studi tentang belajar, pertumbuhan, kematangan seorang individu dan penerapan prinsip-prinsip ilmiah mengenai reaksi manusia yang mempengaruhi belajar mengajar.


Konsep Psikologi Dalam Pendidikan

Konsep Psikologi Dalam Pendidikan
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


Metode Psikologi Pendidikan
     Pada dasarnya psikologi pendidikan menggunakan metode studi yang biasa digunakan oleh psikologi pada umumnya. Hanya saja, setiap cabang psikologi, biasanya mempunyai penekanan khusus terhadap pengguna metode psikologi.
     Metode psikologi yang banyak digunakan dalam psikologi pendidikan adalah :
1)      Metode observasi atau metode pengamatan, yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Ada dua macacm observasi, yaitu :
a)      Observasi langsung (non sistematis), yaitu metode yang tidak menggunakan instrumen observasi dan hanya menggunakan alat indera saja.
b)      Observasi sistematis, yaitu dengan menggunakan insttrumen pengamatan yang telah dipersiapkan secara sistematis dan terencana sebelumnya.
2)      Metode eksperimen ateu percobaan, yaitu pengamatan secara teliti dalam waktu tertentu guna mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan dengan sengaja, untuk menetapkan sifat-sifat yang ditimbukan dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
3)      Metode angket, atau koiseoner, yaitu suatu cara penyelidikan dalam bentuk bertanya, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Angket dibedakan menjadi dua :
a)      Angket langsung, ialah mengenai pengalaman sendiri ( pertanyaan tentang pengalaman orang yang bersangkutan )
b)      Angket tidak langsung, yaitu memberikan keterangan / jawaban pertanyaan tentang orang lain.
4)      Metode tes, atau pengukuran, yaitu suatu cara penelitian dengan jalan mengadakan tes atau pengukuran terhadap gejala/perilaku yang diselidiki. Ada dua macam tes yaitu :
a)      Tes terstandard ( standardised test ), yang sudah teruji berulang-ulang validitasnya, dan
b)      Tes non-standard, yang dibuat sendiri oleh peneliti, sesuai dengan tujuan/sasaran penelitiannya, yang validitasnya belum teruji.

Wednesday, June 15, 2016

Psikologi Pendidikan dalam Meningkatkan Potensi Siswa Remaja Masakini

Psikologi Pendidikan dalam Meningkatkan Potensi Siswa Remaja  Masakini
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Pendidikan dinilai memiliki cakupan lebih luas yang meliputi semua usaha yang dilakukan manusia untuk lebih maju dan berkembang, baik dilakukan secara mandiri dan berkelompok dan diselenggarakan diberagam lokasi (di rumah, sekolah, masyarakat, tempat ibadah, lingkungan, atau kombinasi dari berbagai lokasi ini).Tujuan pendidikan adalah menjadikan individu lain (peserta didik) lebih baik. Kegiatan pendidikan (interaksi  pendidik dengan peserta didik) dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah.Pendidikan seperti diketahui adalah kegiatan yang melibatkan interaksi antara manusia dengan manusia maupun manusia dalam proses untuk mengubah perilaku peserta didik melalui materi pembelajaran serta sumber-sumber belajar lainnya. Dengan demikian, kegiatan belajar dan  pengajaran tak lepas dari aktivitas mental dan sosial. Hal ini memunculkan adanya kebutuhan kontribusi dari ilmu psikologi yang bisa menjadi bekal bagi pendidik agar dapat melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan dengan humanis dan baik.Sasaran dari penerapan psikologi pendidikan adalah pada bagaimana membentuk suasana belajar yang efektif.Santrock menyatakan bahwa terdapat dua kandungan utama yang dapat menjadi ukuran efektivitas proses pengajaran; keterampilan dan pengetahuan  profesional serta komitmen, motivasi, dan kepedulian dari pengajar (2010:6). Kata Kunci: Psikologi Pendidikan, Remaja Pendahuluan Mengawali artikel ini, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian psikologi. Santrock (2010:2) menjelaskan psikologi sebagai suatu studi ilmiah mengenai proses  perilaku dan mental. Sedangkan menurut Nurihsan (2013) psikologi adalah ilmu  pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Kedua pengertian ini secara jelas mengkaitkan psikologi dengan perilaku. Psikologis berasal dari Bahasa Yunani, psyche yang berarti ”jiwa”, danlogos  yang berarti ilmu. Meski secara harafiah diartikan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan. Akan tetapi hal tersebut dinilai kurang tepat. Mengapa demikian? Karena dalam psikologi yang dikaji adalah manifestasi dari jiwa dalam bentuk perilaku individu ketika berhubungan dengan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan inilah maka psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup.Seley (Erawati, 2012) membedakan pendidikan (education) dari persekolahan (schooling).Pendidikan dinilai memiliki cakupan lebih luas yang meliputi semua usaha yang dilakukan manusia untuk lebih maju dan berkembang, baik dilakukan secara mandiri dan berkelompok dan diselenggarakan diberagam lokasi (di rumah, sekolah, masyarakat, tempat ibadah, lingkungan, atau kombinasi dari berbagai lokasi ini). Dengan demikian  pendidikan adalah proses kontinyu yang dimulai sejak individu lahir dan akan berhenti ketika individu tersebut tuutp usia. Sedangkan pengertian sekolah jauh lebih sempit, karena mengacu pada proses edukatif yang terjadi pada periode tertentu di bawah bimbingan pengajar. Berdasar penjelasan di atas bisa dikatakan jika pendidikan merupakan tuntunan, arahan, dan pandangan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada individu atau kelompok lain. Tujuan dari bimbingan dan arahan tersebut adalah menjadikan individu lain (peserta didik) lebih baik. Kegiatan pendidikan (interaksi  pendidik dengan peserta didik) dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Pasal 3, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipahami ilmu kependidikan yang didukung dengan keilmuan lain khususnya dari psikologi. Pendidikan seperti diketahui adalah kegiatan yang melibatkan interaksi antara manusia dengan manusia maupun manusia dalam proses untuk mengubah perilaku peserta didik melalui materi pembelajaran serta sumber-sumber belajar lainnya. Dengan demikian, kegiatan belajar dan  pengajaran tak lepas dari aktivitas mental dan sosial. Hal ini memunculkan adanya kebutuhan kontribusi dari ilmu psikologi yang bisa menjadi bekal bagi pendidik agar dapat melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan dengan humanis dan baik. Salah satu keilmuan yang diperlukan oleh pendidik adalah psikologi pendidikan 

Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Bermasyarakat

Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Bermasyarakat
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294


Mayang Astorina Sundari (F1D2 10 155)

Pada dasarnya pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Bila di lihat secara etimologi atau secara bahasa maka dalam islam pendidikan berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.ini artinya bahwa ada tujuan yang akan di capai dalam proses pendidikan tersebut, salah satunya adalah menciptakan manusia yang bermoral dan berintelektual.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sikap dan pikiran manusia. Tujuan dari mempelajari ilmu psikologi adalah untuk memahami alasan dibalik sikap dan proses mental manusia dengan cara meneliti baik itu prinsip-prinsip umum maupun spesifik dari suatu kasus. Bagi kebanyakan praktisi psikologi, tujuan mempelajari dan mengaplikasikan ilmu psikologi adalah untuk memberi manfaat bagi masyarakat.
Psikologi pendidikan dapat dikaitkan dengan prinsip-prinsip pendidikan dalam psikologi atau bagaimana pendidikan sebagai suatu disiplin yang diajarkan dalam psikologi menjadi subjek dan bagaimana keduanya saling berhubungan satu sama lain. Fokus utama psikologi pendidikan adalah mempelajari bagaimana manusia belajar, cara pembelajaran yang efektif, metode yang digunakan dalam pembelajaran dan peranan prinsip-prinsip-prinsip psikologi dalam studi sekolah sebagai sistem sosial.
Psikologi pendidikan merupakan aplikasi tujuan psikologi dalam sisitem pendidikan atau dengan kata lain aplikasi tujuan pendidikan dalam proses psikologi. Fokus pertama penerapan psikologi dalam pendidikan bersifat umum dan pendekatan kedua menggunakan pendidikan dalam psikologi peserta didik atau individu peserta didik. Namun secara umum, tidak ada perbedaan antara psikologi pendidikan individualistik dan psikologi pendidikan umum, dimana keduanya saling berkaitan, dan dianggap sebagai disiplin dari psikologi pendidikan.
Pendidikan dan pengajaran nampaknya dapat dianggap sebagai bidang profesi yang paling banyak memanfaatkan penerapan psikologi. Khususnya dalam pendidikan dan pengajaran persekolahan.
Program-program dalam persekolahn yang memanfattkan hasil penelitian psikologi antara lain :
1.      Pengajaran
Bagi para pendidik, pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan amat membantu dalam menghadapi anak didiknya. Misalnya, bagaimana memanfatkan hasil penelitian pendidikan sehingga dapat mendorong anak belajar, bagaimana memanfaatkan alat peraga dalam mengajar, dan lain sebagainya.
2.      Kurikulum
Dasar-dasar psikologi digunakan untuk menyusun program pengajaran, yang sesuai dengan masa perkembangan anak, kebutuhan –kebutuhan anak, minat anak, dan lain sebagainya.
3.      Disiplin dan peraturan
Pembuatan peraturan-peraturan sehingga dengan suka rela anak mau menurutinya, penciptaan suasana sekolah yang menyenangkan dan lain sebaginya.
4.      Human Relationship
Hubungan antar personal di sekolah sehingga dinamika kerja lebih efektif dan efisien misalkan guru dengan murid, guru dan kepala sekolah dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan kemasyarakatn dikenal adanya “pengembangan masyarakat”, yang berusaha mendayagunakan potesi-potensi manusiawai masyrakat untuk lebih memajukan peri kehidupan dan kemakmuran masyarakat. Dengan pendekatan psikologi diadakanlah program pendidikan masyarakat, program pengajaran sambil bekerja, program pemberantasan buta kasara dan sebagainya.
      Diangnosa masalah-masalah sosial merupakan kegiatan para ahli”pekerja sosial” dalam menentukan penyebab penyakit-penyakit sosial sehingga ditemukan jalan keluar yang dapat ditempih dan dijalankan dalam terapi sosial.
Setiap manusia atau tepatnya setiap anak terlahir tanpa memiliki sedikitpun pengetahuan dan kemampuan, sehingga untuk mencapai pengetahuan dan kemampuan tersebut maka hal itu tentu harus melalui beberapa proses dengan menjalani fase-fase perkembangan yang ada atau dalam arti mengaplikasikan psikologi dalam pendidikan demi menjapai tujuan dan kemampuan tersebut. fase-fase atau periode-periode tersebut tidak lain adalah periode infancy (bayi), early childhood (usia balita), middle and late sedikit childhood(periode sekolah dasar), adolescence (masa remaja).  demi sedikit lama – lama menjadi bukit, begitu pula dalam hal penerapan atau aplikasi psikologi khususnya dalam pendidikan.tidak sertamerta melakukan proses dengan motifasi atau tujuan bahwa kelak si anak harus menjadi baik. tetapi juga mengacu dan dimulai dari satu sisi kesisi yang lain. dalam artian bahwa proses tersebut diawali dengan terfokus kepada satu sisi mulai dari pembentukan kepribadian,sosial, moral dan tingkah laku,yang tentunga mengikuti fase dan periode perkembangan anak yang ke depannya dapat membentuk kepribadian masyarakat dalam suatu negara.

Peranan Psikologi Dalam pendidikan Sekolah SD

Peranan Psikologi Dalam pendidikan Sekolah SD
KAMI MENYEDIAKAN KUMPULAN PTBK DAN ADMINISTRASI BK MURAH 
HUBUNGI KAMI DI 081222940294

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno, sebelum Wundtmendeklarasikan laboratoriumnya di tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Dunia belajar mengajar (dunia pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum. Psikologi pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa yang diinginkan.
Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa ini inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
A.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
·                Peran Psikolog Sekolah Dasar
·                Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Psikologi di Sekolah
·                pertimbangan – pertimbangan psikologi

B.            Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

·         Pentingnya Psikologi Belajar dalam Pendidikan Sekolah Dasar.
·         Penjelasan tentang Psikologi dalam Pendidikan Sekolah Dasar..
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka defenisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. Diantar pengertian yang dirumusakan oleh para ahli itu, diantaranya sebagai berikut :
·         Plato dan Aristoteles
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.

  • ·         John Broadus Waston

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respon)

  • ·         Wilhelm Wundt,

Tokoh psikologi eksperimental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti penggunaan pancaindra, pikiran, perasaan (feeling) dan kehendak

  • ·         Woodworth dan Marquis

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Pengertian Psikologi diatas menunjukan beragam nya pendapat para ahli Psikologi. Perbedaan tersebut berasal dari adanya perbedaan titik tolak para ahli dalam mempelajari dan membahas kejiwaan yang sangat kompleks. Itulah sebabnya sangat sukar ditemukan suatu rumusan pengertian psikologi yang disepakati oleh semua pihak
B.            Faktor yang Mempengaruhi Peran Psikoogi Sekolah Dasar
Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
·         Pelaksanaan tes 
·         Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
·         Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 

C.           Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerumitan dan Luasnya PeranPsikolog di Sekolah

1.      Tingkat Pelayanan

·         Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut. 
·         Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.
·         Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.
      Kegiatan Professional

Berpartisipasi dalam diagnosis, intervensi langsung, konsultasi, pendidikan, evaluasi dan pelacakan kembali terhadap hasil penanganan. Semakin tinggi tingkat fungsi pelayanan, maka semakin banyak tugas-tugas pokok dilaksanakan, sedangkan tingkat rendah hanya sibuk dengan pengukuran/ diagnosis, tingkat tertinggi lebih bervariasi fungsinya dan membutuhkan kegiatan professional yang bervariasi juga, berdasar kebutuhan sekolah, bergantung pada kompetensi dan minat psikolognya

3.      Klien Langsung

Berhadapan dengan: 
·         Murid secara perorangan, kelompok, murid per kelas.
·         Guru secara perorangan, kelompok guru.
·         Tenaga administrasi.

4.      Tingkat Program Pendidikan

Terdapat kesulitan dan kerumitan dalam setiap tingkat pendidikan yang ditinjau dari aspek kognisi,bentuk tugas-tugas mengajar, organisasi sekolah dan pengelompokan murid-murid, serta ciri-ciri khas perkembangan dalam masyarakat, berinteraksi dan menghasilkan klien-klien yang berbeda kebutuhan psikologiknya, serta perbedaan harapan dan peran pelayanan psikologik yang diinginkan.

5.      Kekhasan Lingkungan Masyarakat dan Sekolah

Bentuk lain dari fungsi dan tanggung jawab seorang psikolog sekolah bergantung pada ciri-ciri khas, formal-nonformal, sumber dana sekolah, daerah lokasi sekolah, suku/agama/ ras/ golongan tang memanfaatkan jasa psikolog sekolah.
D.           Peran Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar-Mengajar

Dalam bukunya, Drs. Alex Subor, M,si. mendefinisikan bahwa Psikologi Pendidikan adalah subdisiplin psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi pendidikan, yang meliputi pula pengertian tentang proses belajar dan mengajar. Secara garis besar, umumnya batasan pokok bahasan psikologi pendidikan dibatasi atas tiga macam :
·         Mengenai belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri khas perilaku belajar peserta didik dan sebagainya.
·         Mengenai proses belajar, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik dan sebagianya.
·         Mengenai situasi belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.

Sementara menurut Samuel Smith, setidaknya ada 16 topik yang perlu dibahas dalam psikologi pendidikan, yaitu :

·      Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (The science of educationalpsychology).
·      Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity).
·      Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
·      Perkembangan siswa (growth).
·      Proses-proses tingkah laku (behavior proses).
·      Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
·      Faktor-faktor yang memperngaruhi belajar (factors that condition learning).
·      Hukum-hukum dan teori-teori belajar (law sand theories of learning).
·      Pengukuran, yakni prinsip-prinsip  dasar dan batasan-batasan pengukuran/ evaluasi. (measure ment: basic princip lesand definitions).
·      Tranfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject matters).
·      Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of measurement).
·      Ilmu statistic dasar (element of statistics).
·      Kesehatan rohani (mental hygiene).
·      Pendidikan membentuk watak (charactereducation).
·      Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah. (Psychology of secondary school subjects).
·      Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of elementary school).

Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa ini inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :

·         Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
·         Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.

·         Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.

Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.

·         Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.

·         Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar
·          Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.


·         Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

E.            Peran Dalam Pengukuran dan Evaluasi

a)          Pengukuran kesiapan pendidikan; meliputi kemampuan dan keterampilan sebagai prasyaratan yang memungkinkan fasilitas pendidikan pada tingkat pelajaran dengan tes potensi akademik atau tes kemampuan belajar.
b)         Pengukuran prestasi belajar, berfungsi:
·      Fungsi instruksinal, sebagai umpan balik bagi guru dan siswa, atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelajaran atau keperluan perbaikan proses pengajaran. 
·      Fungsi adminisrtatif, meliputi; seleksi dan penempatan sebagai sarana untuk menaring siswa dalam memenuhi prasyarat yang dibutuhkan atau memasukkan siswa dalam tingkat kelas tertentu,. 
·      Fungsi bimbingan,tes juga dapat dijadikan sebagai alat diagnosticpsikoedukasional dalam bentuk bimbingan,yang dapat digunakan saat memilih jurusan diperguruan tinggi, menemukan kemampuan-kemampuan yang belum tampak sebelumnya.

F.            Manfaat Mempelajari Psikologi Bagi Guru dan Calon Guru

Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

1.             Untuk Mempelajari Situasi dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:

·         Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.

·         Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas

Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.


·         Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

·         Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik

Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

·         Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.

2.         Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
·         Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
·         Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
·         Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
G.           Fungsi  dasar dari pendidikan SD

1. Fungsi educatif, daripada fungsi pengajaran, dimana upaya bimbingan dan pembelajaran diorientasikan pada pembentukan landasan kepribadian yang kuat. Fungsi ini diwujudkan dengan modeling, yaitu memberikan contoh konkret dan keteladanan perilaku yang etis, normatif dan bertanggungjawab dalam setiap berinteraksi dengan siswa.
2.    Fungsi pengembangan dan peningkatan,merupakan penjabaran dari fungsi educatif yang harus dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Fungsi ini dirujuk pada upaya optimalisasi potensi siswa melalui penciptaan pembelajaran yang kondusif, yaitu lingkungan interaksi yang sehat dan memberikan kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dimana dia hidup.
Fungsi Pendidikan SD harus mengacu pada Fungsi pendidikan nasional yang intinya mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan, harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Program Pendidikan di SD lebih memperhatikan tingkat perkembangan kognitif (pengetahuan) dan afektif (Perilaku) siswa, serta didukung oleh psikomotor (ketrampilan) siswa sehingga pendidikan yang diberikan kepada siswa menjadi lebih bermakna.



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Sebagi objek sasaran dalam proses belajar mengajar adalah anak didik sebagai manusia individu yang memiliki perilaku, karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu sama lain, maka dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memperhatikan faktor psikologi karena pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang diperolah melalui belajar mengajar, tidak dapat dipisahkan dari psikologi.
Guru sebagai pendidik/pengajar menjadi subjek yang mutlak harus memiliki pengetahuan psikologi sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, setidaknya dalam meminimalisir kegagalan dalam menyampaikan mataeri pelajaran.
Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.

Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa (psikologi) adalah menjadikan manusia supaya hidupnya menjadi lebih baik, bahagia dan sempurna.Betulkah demikian ? memang karena ilmu psikologi ternyata telah memasuki bidang-bidang yang banyak sekali.Banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan diselesaikan oleh ilmu psikologi, misalnya persoalan-persoalan manusia yang hidup di pabrik,di sekolah, disawah, di kantor, dan dimanapun kita berada.